Kasus Covid-19 Terus Naik, Isoter Hotel Borobudur Magelang Dihuni 40 Pasien

Kasus Covid-19 Terus Naik, Isoter Hotel Borobudur Magelang Dihuni 40 Pasien

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM- Jumlah pasien yang menghuni isolasi terpusat (isoter) Hotel Borobudur Indah, Jalan A Yani, Kota Magelang terus bertambah. Hingga, Selasa (8/2) pukul 18.00 WIB ada tambahan 9 orang sehingga totalnya ada 40 pasien positif Covid-19 yang tengah menjalani isolasi. Penambahan 9 orang tersebut merupakan warga Kota Magelang. Lima di antaranya adalah satu keluarga asal Magelang Selatan menjalani isoter. Satu keluarga itu dinyatakan positif terpapar Covid-19 dari hasil tracing dan testing yang dilakukan Pemkot Magelang. Hotel Borobudur Indah menjadi satu-satunya isoter yang disediakan Pemkot Magelang guna mengantisipasi gelombang ketiga saat ini. Meski sudah dihuni di atas 50 persen dari kapasitas, namun hingga kini belum ada tanda-tanda menambah lokasi isoter baru. Salah satu relawan tenaga kesehatan di Isoter Borobudur Indah, Muhamad Ridwan mengatakan, semula pasien yang menjalani isolasi terpusat berjumlah 31 orang. “Hari ini (kemarin) bertambah 8 orang dan sorenya tambah 1 orang sehingga totalnya ada 40 orang yang berada di Hotel Borobudur,” katanya. Selama difungsikan untuk isoter, Hotel Borobudur resmi ditutup untuk pengunjung reguler. Hotel itu menyediakan 37 kamar dengan kapasitas 74 orang pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. “Sedangkan jumlah nakesnya ada 8 orang dengan tiga shift. Untuk pagi sampai siang ada 3 orang, siang sampai malam 3 orang, dan malam-pagi 2 orang. Untuk peralatan dan fasilitas kesehatan cukup lengkap, ada obat, vitamin, dan rutin kami lakukan penyemprotan disinfektan,” tuturnya. Ridwan menjelaskan, tidak semua pasien tanpa gejala yang menjalani isoter Hotel Borobudur merupakan warga Kota Magelang. Setidaknya ada empat orang ber-KTP luar daerah yang menjalani isolasi di sana. “Keempat orang ini adalah mahasiswa yang sedang kos di Kota Magelang. Tapi mereka tetap mendapat layanan yangsama. Jadi antara warga kota (Kota Magelang) dan luar tidak dibeda-bedakan,” jelasnya. Relawan lain di Hotel Borobudur, Alvin Permana mengatakan, masa isolasi pasien Covid-19 saat ini lebih singkat dibandingkan tahun lalu. “Kalau dulu ada yang sampai sebulan, 14 hari tapi sekarang 5-7 hari sudah negatif,” ujarnya. Ia mengaku kembali menjadi relawan nakes baru sepekan lalu. Sebelumnya, ia membantu menjadi vaksinator selama Kota Magelang masuk level terendah PPKM. Namun, semenjak lonjakan kasus gelombang terjadi, ia dan relawan lain dipanggil untuk menjaga pasien di isoter. “Memang kami belum ada jeda istirahatnya sejak tahun kemarin. Tapi karena ini merupakan panggilan hati, ya kami tetap jalani tugas kami ini,” terangnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Istikomah menjelaskan, sejak awal Februari temuan kasus terus bertambah. Dia menilai bahwa kenaikan itu tidak lepas dari meningkatnya tracing dan testing. “Dengan disediakan isoter ini penyembuhannya lebih cepat karena banyak yang diperhatikan seperti asupan gizi, vitamin, pemeriksaan kesehatan, dan lainnya. Kami pun tidak sembarangan, setiap orang diperiksa dulu, bila saturasi oksigen kurang dari 94 persen harus dirujuk ke rumah sakit,” ungkapnya. Dia menuturkan, hingga saat ini bed ocupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan di Kota Magelang sudah mulai bertambah. Meski demikian, penambahan itu dirasa masih normal, rata-rata hanya 6 persen dari empat rumah sakit rujukan Covid-19. “Kenaikan ini dipicu warga luar Kota Magelang yang dirawat di rumah sakit rujukan di sini. Kami masih berembug nantinya mau ditambah isoter lagi atau ada strategi lain menyikapi tren kenaikan Covid-19,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: