Kekurangan Tenaga Penyuluh KB

Kekurangan Tenaga Penyuluh KB

MUNGKID - Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengungkapkan, saat ini Kabupaten Magelang memang mengalami kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama tenaga penyuluh KB yang hanya berjumlah 47 orang. \"Tadi kita juga sudah sampaikan kepada Pak Kepala BKKBN mengenai kurangnya SDM kita,  jadi kalau kita lihat dengan jumlah wilayah yang ada di Kabupaten Magelang, 372 desa ini dengan kondisi SDM kita yang hanya 47 tentunya hanya sekitar 7 persen. Artinya satu penyuluh harus mengawal 7-8 Desa, tentunya ini akan sangat kurang,\" ungkap Zaenal dalam kegiatan pembinaan program BKKBN bagi penyuluh Keluarga Berencana (KB) se-eks Karesidenan Kedu, yang dihadiri oleh Kepala BKKBN pusat, Hasto Wardoyo. Bertempat di Pendopo Soepardi, Setda Kabupaten Magelang, Senin (5/8). Zaenal juga berikan apresiasi kepada Kepala BKKBN yang akan mengintervensi langsung di seluruh sektor, dengan berkomunikasi langsung pada Kementerian Pendidikan mengenai program terobosan terbarunya itu. \"Sehingga ini akan menjadi tanggung jawab bersama, gotong royong bersama untuk menyiapkan generasi-generasi yang hebat,\" papar Zaenal. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKKBN pusat, Hasto Wardoyo, menyampaikan akan memamasukan program pendidikan kesehatan reproduksi pada kurikulum sekolah dari jenjang SD hingga SLTA/SMA, menjadi salah satu trobosan baru Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Rencananya program tersebut akan dimasukan pada pendidikan Jasmani dan sejenisnya. \"Saya juga sudah berkomunikasi dengan pak Menteri Pendidikan soal hal tersebut. Pada perinsipnya sudah ok. Sebagai harapan kami, Desember besok sudah bisa terlaksana,\" kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. Menurut Hasto, soal pendidikan kesehatan tersebut, tidak hanya membahas soal pendidikan sex saja, namun lebih umum lagi yakni mengenai soal kesehatan reproduksi. \"Paling tidak bulan Desember sudah siap materinya. Minimal brif materi itu. Harapan kami, anak-anak jadi mengetahui soal siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Karena sangat naif apabila anak umur 12 tahun yang sudah menstruasi tapi tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya,\" ungkap Hasto. Terkait rebrending (terobosan) BKKBN ini, Hasto mengatakan, juga akan memperbaharui soal lagu (mars) Keluarga Berencana. \"Kami akan mengevaluasi soal lagu atau mars KB karena sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman. Kami ingin agar lagu atau mars KB lebih mengena ke hati generasi muda. Selain itu mengenai logo juga akan kami lombakan. Intinya kami ingin menyesuaikan dengan selera kaum milenial,\" papar Hasto. Mengenai eksistensi para penyuluh KB sendiri, pihaknya juga akan melakukan riset. Pihaknya akan mencari tahu tanggapan publik soal kinerja tenaga penyuluh KB. (cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: