Kembangkan Kekayaan Daerah Menjadi Potensi Wisata
Editor:
ME|
Jumat 17-12-2021,13:03 WIB
Tradisi Minum Kopi maupun Teh dengan Mengunyah Gula Jawa Masih Dilestarikan
KABUPATEN MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Sebelum gula pasir menjadi pemanis yang jamak dijumpai di masyarakat kita, pada masa lalu khususnya untuk minuman masih mengandalkan manisnya gula Jawa.CHANDRA YOGA, Bobobudur
HAL itu menjadi kearifan lokal, namun tradisi atau kebiasaan tersebut perlahan mulai memudar seiring dengan hadirnya gula pasir yang semakin mudah didapat. Namun saat ini banyak yang merindukan tradisi tersebut, salah satunya adalah cara minum kopi maupun teh dengan mengunyah gula Jawa. \"Tradisi minum kopi maupun teh dengan cara mengunyah gula Jawa ini masih terus kami lestarikan dan kami lakukan hingga sekarang,\" ucap Pemilik Gubug Kopi Borobudur, Agus. Agus mengatakan, tradisi tersebut diperoleh dari kebiasaan turun menurun sejak dulu. Sehingga kemudian dirinya membuat ide untuk mengemas tradisi tersebut sebagai paket wisata. Karena dengan begitu, menurut Agus, akan dapat lebih mengenalkan tradisi tersebut kepada orang lain dan menambah pundi-pundi pemasukan untuk keluarganya bahkan masyarakat di sekitarnya. \"Untuk melestarikan salah satu caranya adalah dengan kita mengenalkan. Dengan banyak orang yang kenal dengan tradisi tersebut maka secara otomatis nilai pelestarian tersebut sudah kita lakukan,\" jelas Agus Sehingga di tahun 2018 awal, dirinya membangun Gubug Kopi Borobudur bersama keluarganya di Dusun Sendaren 1 Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur. Dengan cara itu, Agus mengaku dapat memberikan penghasilan tambahan untuk keluarga dan masyarakat sekitar. \"Banyak yang kemudian mendapatkan rezeki dari tempat ini. Mulai dari angkutan wisata seperti VW, dan masyarakat sekitar. Karena selain kami ajarkan cara minum kopi dan teh sesuai tradisi kami, pengunjung juga kami perlihatkan cara membuat gula Jawa murni, selain itu oleh-oleh juga ada di sini yang dibuat oleh masyarakat sekitar,\" ungkap Agus. Bahkan wisatawan mancanegara juga banyak yang sudah berkunjung ke tempatnya seperti dari Swiss, Belanda, Jepang, China. Agus mengatakan wisatawan tidak diharuskan membeli produk gula Jawa di tempatnya. Namun, sebagian besar wisatawan pasti akan membeli oleh-oleh berupa Gula Jawa. \"Karena berawal dari niat melestarikan tradisi, maka wisatawan yang datang ke tempat kami tidak harus membeli produk di sini. Mereka datang dan tahu tradisi kami saja itu sudah membanggakan bagi kami,\" papar Agus. Agus yang berprofesi awal sebagai Tour Guide, berharap di daerah lain juga dapat mengembangkan nilai-nilai tradisi sebagai kekayaan daerah menjadi potensi pariwisata. Sehingga masyarakat akan dengan senang dan semangat turut melestarikannya. Salah satu wisatawan asal Swiss, Millo, yang kebetulan hari itu berkunjung ke Gubug Kopi Borobudur mengatakan minum kopi dengan mengunyah Gula Jawa merupakan sesuatu yang luar biasa dan menarik. \"Ini sangat mengagumkan, baru kali ini saya minum kopi dengan cara seperti ini,\" katanya.(*)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: