Kepastian Halal dan Aman
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah akan menjamin dan memastikan kehalalan dan keamanan vaksin COVID-19 sebelum vaksinasi. Berbagai data tentang vaksin akan dikumpulkan untuk diteliti. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan pemerintah akan memastikan keamanan vaksin dari segi keselamatan orang yang akan divaksinasi dan memastikan kehalalannya. Tim Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) beserta Kementerian Agama sedang berada di China untuk melakukan inspeksi pada perusahaan produsen vaksin. Mereka datang untuk meminta berbagai macam data mengenai produksi vaksin yang dibuat. \"BPOM akan melakukan data sharing dengan BPOM-nya China untuk memastikan keamanan vaksin, kebermanfaatannya, untuk mengeluarkan \\\'emergency use authorization\\\' di Indonesia,\" kata dalam keterangannya, Senin (19/10). Disebutkannya, pemerintah sudah menjalin komitmen pada tiga perusahaan produsen vaksin di China yaitu Sinovac, Sinofarm, dan Cansino untuk kebutuhan program vaksinasi. Tiga produsen tersebut telah menyelesaikan uji klinis tahap tiga dan bahkan sudah digunakan untuk vaksinasi tenaga kesehatan hingga militer China dengan sertifikat \"emergency use authorization\" yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan setempat. \"Namun, BPOM tetap harus mendapatkan data mengenai vaksin mulai dari kebermanfaatan, efek samping, keamanan, keselamatan, proses produksi, dan lain sebagainya. Ini sebagai upaya memastikan keamanan vaksin apabila digunakan untuk penduduk Indonesia,\" ungkapnya. Sementara tim dari MUI bersama Kementerian Agama akan memastikan kehalalan vaksin. Meskipun vaksin dari Sinovac telah diuji klinis fase tiga di Uni Emirat Arab dan Turki sekaligus sudah mendapatkan \"emergency use authorization\" dari negara Timur Tengah tersebut. Sementara vaksin dari Cansino juga dilakukan uji klinis di Kanada dan Arab Saudi. Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika MUI Muti Arintawati menjelaskan pihaknya akan melakukan penelusuran proses pembuatan vaksin dari hulu ke hilir. Mulai dari bahan baku, sarana fasilitas produksi, hingga uji laboratorium kembali untuk memastikan bahwa produk vaksin benar-benar bebas dari proses nonhalal. \"Kami periksa dengan sangat teliti bahan yang digunakan dari hulu hingga hilir, karena menggunakan bahan yang cukup banyak, maka penting dilakukan pemeriksaan langsung ke lokasi,\" katanya. Di sisi lain, PT Bio Farma juga tengah mempersiapkan uji praklinik dan uji klinik vaksin Merah Putih, buatan dalam negeri. Pengujian dilakukan dilakukan jika prototipe vaksin atau bibit vaksinnya sudah didapatkan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada 2021. \"Nanti Bulan Januari atau Februari 2021, kami sudah bisa mendapatkan prototipe vaksinnya. Dan prototipe itu nanti akan diserahkan ke Bio Farma untuk dilakukan proses lebih lanjut, ada upscaling, uji praklinik, kemudian nanti ada uji klinik fase 1, 2 dan 3,\" kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto. Dikatakannya, Bio Farma akan melakukan upscaling atau formulasi vaksin agar bisa disiapkan untuk uji praklinik pada hewan dan uji klinik pada manusia. Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibit vaksinnya diteliti dan dikembangkan oleh institusi di Indonesia, dan secara khusus menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Sejauh ini, kemajuan pengembangan Vaksin Merah Putih yang dilakukan Eijkman sudah mencapai 55 persen dari skala laboratorium. Dijelaskannya, Bio Farma dan Lembaga Eijkman berada dalam satu konsorsium vaksin nasional yang bekerja sama untuk menciptakan Vaksin Merah Putih untuk mencegah COVID-19. \"Kami kerja bareng untuk melakukan penelitian, tentu penelitian ini diawali dengan skala riset dulu yang dikerjakan oleh lembaga Eijkman,\" tutur Bambang. Pemerintah Indonesia mengedepankan dan menaruh perhatian besar pada penelitian dan pengembangan Vaksin Merah Putih dalam rangka mewujudkan kemajuan dan kemandirian bangsa akan vaksin. Pengembangan Vaksin Merah putih juga sebagai bagian dari upaya untuk penyediaan vaksin COVID-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia sendiri memerlukan vaksin COVID-19 sebanyak 340 juta dosis dalam kurun waktu setahun atau untuk sekitar 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: