Ketinggian Maksimal 150 Meter
Penerbangan Balon Udara MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO - Balon udara, selain menjadi tradisi di berbagai wilayah di Wonosobo juga menjadi kebanggaan warga yang membuatnya. Namun, dengan penambatan balon udara bisa dinikmati lebih lama dan tidak membahayakan jalur penerbangan. Desa Kembaran dan Dusun Pucung Pandak Sidorejo juga turut mensosialisasikan penerbangan balon udara yang aman. Pemandangan itu telah terlihat sejak Jumat (7/6) hingga Sabtu (8/6) di lapangan Desa Kembaran Kecamatan Kalikajar. Warga setempat menggelar Kembaran Balloon Brotherhood 2019 sebagai salah satu selebrasi momentum Idul Fitri, seperti yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya. “Adanya kekhawatiran penerbangan balon liar yang berpotensi menganggu lalu lintas udara, mendorong Desa Kembaran melakukan sosialisasi penerbangan balon yang aman sehingga tradisi tetap bisa dilestarikan,” tutur Kepala Dusun setempat, Subkhi, kemarin (8/6). Menurut Subkhi, salah satu tujuan agenda itu adalah untuk bisa mensosialisasikan penerbangan balon udara secara aman. Selain juga menjaga tradisi, sesuai dengan aturan yang berlaku. Panitia juga menyediakan doorprize sumbangan dari Polres Wonosobo dan Koramil Kalikajar, dan Kapolsek kalikajar. “Semoga dengan ini bisa aman bagi semuanya, baik pesawat terbang maupun area persawahan dan permukiman,\" ujar Subkhi yang juga didapuk sebagai Ketua Panitia Kembaran Balloon Brotherhood 2019. Sesuai aturan yang telah ditetapkan, antara lain balon yang terbuat dari kertas minyak ini diterbangkan harus ditambatkan dengan ketinggian maksimal 150 meter. Subkhi mencatat ada 18 balon udara yang diterbangkan sejak Kamis pagi (6/6), dan agenda terus berlangsung hingga hari Sabtu mendatang (8/6). Selain di Kembaran, sosialisasi menerbangkan balon dengan aman, juga dilakukan di Dusun Pucung Pandak, Desa Sidorejo, Selomerto, Wonosobo, Kamis pagi (6/6). Di Pucung Pandak, diterapkan ketentuan ukuran balon dengan tinggi 7 meter dan lebar 4 meter yang dibuat dari kertas dlancang atau kertas minyak. “Balon ini hanya terbang dalam waktu sekitar 4 menit yang ditambatkan dengan tali tambang, tanpa api atau mercon di dalamnya. Penerbangan balon tersebut dilakukan di tanah lapang, dan jauh dari pemukiman,” kata Tedi Nugroho, ketua koordinator penerbangan balon di Pucung Pandak, kemarin. Tedi menyebut penerbangan balon udara ini adalah tradisi sejak lama dan selain itu, balon udara juga merupakan bentuk syukur di hari raya. Dengan dibuatnya balon, dianggap menjadi kebanggan tersendiri sekaligus menggembirakan warga. Menanggapi kegiatan itu, Ketua Komunitas Balon Wonosobo, Agam Setyo Budi, menyebut bahwa komunitas siap membantu perijinan terkait festival balon. Pada 15 Juni mendatang akan ada lebih banyak balon udara yang menghiasi langit Wonosobo di acara Java Balloon Attraction di lapangan Pagerejo, Kertek, Wonosobo, yang menjadi salah satu rangkaian acara Festival Sindoro Sumbing 2019. \"Misal dari daerah lain mau mengadakan hal serupa bisa hubungi kami untuk bantu perijinan. Gratis. Syaratnya, balon harus sesuai dengan Permenhub No 40/2018, surat dari desa dan harus ada kepanitiaan\", ujarnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: