Komisi B DPRD Wonosobo Minta Pemkab Beri Perhatian Khusus pada Petani Sayur
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Komisi B DPRD Wonosobo bidang perekonomian dan keuangan meminta perlunya ada perhatian khusus terhadap sektor pertanian di wonosobo, utamanya petani sayur. “Kebijakan di sektor pertanian harus dapat betul-betul memberdayakan petani lokal, Wonosobo merupakan sentra sayuran, maka perlu ada perhatian yang jelas membela petani,” ungkap Wakil Ketua Komisi B DPRD Wonosobo, Parbi Wahyu Ardi. Menurutnya, kenaikan harga berbagai jenis cabai, sejak awal tahun 2021 lalu, menunjukan bahwa kondisi pertanian secara umum belum beraturan. Perlu adanya pola produksi dan stabilisasi harga cabai. Terlebih, menjelang momen puasa dan lebaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. “Pemkab harus memberdayakan petani lokal untuk mengatur manajemen produksi agar tidak terjadi fluktuasi produksi dan harga bisa lebih stabil,” katanya. Parbi yang juga menjadi pembina kelompok tani di Kecamatan Garung itu menambahkan selama ini ada sejumlah kecamatan yang menjadi sentra sayuran di Wonosobo. Diantaranya Kecamatan Kejajar, Mojotengah, Garung, Kertek, Kalikajar dan Sapuran. Namun perhatian upaya peningkatan produksi dan juga kualitas hasil belum maksimal. “Pemetaan harus dilakukan, sehingga petani mendaptkan harga yang lebih baik saat panen tiba, pengalaman tahun lalu harga sayuran hancur ditengah pandemi, sekarang harga naik, barang tidak ada, karena gagal panen,” ujarnya. Berkaitan dengan fenomena fluktuasi harga cabai selalu terjadi setiap tahun sehingga harus memahami sifat unik dari komoditas cabai. Seperti mudah rusak, produksi bersifat musiman namun permintaan dalam keadaan segar dan dikonsumsi sepanjang tahun. Maka, peran pemerintah menjadi sangat penting dalam tata kelola komoditas ini supaya harganya bisa stabil sepanjang tahun. Sementara itu, kabid perdagangan,Disperindagkop UMKM Wonosobo, Agung Prabowo membenarkan bahwa harga cabai rawit merah dan berbagai jenis cabai di pasaran Wonosobo mengalami kenaikan sejak awal tahun silam. “Lonjakannya cukup luar biasa, bahkan cabe rawit merah tembus diatas Rp100 ribu. Sedangkan harga jenis cabai yang lain masih di angka Rp50 ribu hingga Rp60 ribu,” ucapnya. Menurutnya, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di kabupaten Wonosobo, namun hampir semua pasaran di jateng terjadi hal yang sama, lonjakan harga cabai terjadi secara menyeluruh. Hal ini karena pasokan dari pedagang memang sudah sangat terbatas, barangnya langka. “Tinggi harga cabai rawit terjadi hampir menyeluruh, tidak hanya di Wonosobo, kemungkinan karena gagal panen dan cuaca buruk di sejumlah titik sentra cabe rawit,” katanya. Sedangkan untuk komoditas yang lain, masih dalam kondisi stabil, pihaknya mengaku masih terus melakukan monitoring dengan tim pengendali inflasi daerah, terkait perkembangan harga-harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: