Komisi D DPRD Wonosobo Tanyakan Perkembangan Penanganan Covid-19

Komisi D DPRD Wonosobo Tanyakan Perkembangan Penanganan Covid-19

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonosobo dimintai keterangan DPRD terkait upaya penanganan dan pencegahan covid 19. Itu dilakukan mengingat dalam situasi pandemi, dinas tersebut memilik peran sentral dalam menggerakan tenaga dan sumber daya yang dimilik. “Kami butuh  informasi ini secara lebih luas dan komperhensif terkait  pelayanan penangnan covid 19. Sebab, peran Dinkes sangat menetukan,” kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Wonosobo, Mugi Sugeng,  saat menggelar rapat dengar pendapat dengan dinas terkait belakangan ini. Menurutnya, Komisi D sebagai mitra dari Dinkes memiliki tugas untuk berkoordinasi dan melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pada masing-masing OPD, utamanya OPD mitra, sehingga jika ada persoalan bisa segera diselesaikan. “Pada prinsipinya kita mendukung upaya Dinas Kesehatan yang tergabung dalam gugus tugas kabupaten dalam menekan penyebaran virus ini. Tapi jika ada hal yang mengganggu harus dijelaskan, sehingga semua berjalan lancar,” katanya. Pihaknya meminta penjelasan terkait rencana pemkab, dalam hal ini gugus tugas untuk membeli alat rapid test sebanyak 40 ribu. Sebab jika melihat kasus wonosobo yang mulai melandai, upaya pembelian itu perlu dikaji agar tidak sia-sia atau tidak efektif dalam penggunaan nanti. “Yang 40 ribu alat rapid test itu, maksudnya apa, ini harus jelas, itu jumlah yang besar, apakah efektif atau tidak nanti,” ujarnya setengah bertanya. Menaggapi hal itu, Plt Dinkes Wonosobo, dr. Mohammad Riyatno menjelaskan, seluruh alat yang digunakan dalam penangnan pandemi, sudah memiliki aturan atau kebijakan tersendiri. Alat rapid test  juga harus ada rekomendasi dari pemerintah pusat. “Jadi perlu diketahui semua peralatan yang digunakan harus ada rekomendasi dari kementerian kesehatan. Sedangkan untuk rapid test yang kita beli sudah ada rekomendasi dari gugus tugas pusat,” bebernya. Bahkan mantan Dirut RSUD Setjonegoro itu meyakinkan alat rapid test tersebut sudah diuji dan tidak ada masalah. Diakui bahwa hampir semua alat rapid test diimpor dari China, melalui importir dalam negeri. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: