Kunci Asesmen Ada pada Kualitas Guru

Kunci Asesmen Ada pada Kualitas Guru

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Legislatif menyatakan dukungannya tehadap kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim yang akan mengganti ujian nasional (UN) dengan asesmen kompetensi minimum (AKM) dan survei karakter pada 2021 mendatang. Namun di samping itu, pemerintah diminta perhatikan mutu dan kualitas guru. Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian mengatakan, untuk menuju skema penilaian yang baru ini, pemerintah diminta memberi pembinaan kepada guru agar sistem yang baru ini berhasil diterapkan. \"Kunci keberhasilan penerapan pendidikan adalah guru. Jadi kita enggak boleh overestimate soal kemampuan guru, justru kita harus fokus mendorong atau melibatkan para ahli. Bisa juga bekerja sama dengan PISA, TIMS, dan lembaga internasional lainnya yang bisa memberikan semacam kompetensi tambahan kepada guru dengan metode baru ini,\" kata Hetifah, Senin (23/12). Politisi dari fraksi Golkar ini menambahkan, untuk pelatihan guru ini, pemerintah tidak boleh lepas tangan. Pasalnya, apabila guru tidak siap, konsep merdeka belajar yang dicanangkan Mendikbud akan memberi beban baru kepada guru. \"Pemerintah harus memberikan pembinaan yang cukup dan menjamin setiap sekolah akan mampu menjalankan dengan baik. Terlebih, pemerintah juga harus mengevaluasi sejauh mana sekolah-sekolah mampu menjalankan kebijakan baru tersebut,\" tuturnya. Menurut Hetifah, pelatihan harus dilakukan secara meluas dan sistematis untuk memberikan ilmu dan paradigma baru kepada guru supaya tidak ada kesan perubahan tanpa ada kesiapan. \"Salah satu kesiapannya adalah bentuknya, mungkin dalam pelatihan yang diperlukan dan sosialisasi yang seluas-luasnya bahkan kepada orang tua,\" ujarnya. Untuk mendukung pemerataan pendidikan ini, selain pelatihan, pemerintah juga diminta untuk melakukan distribusi guru secara merata, termasuk mempertimbangkan upah guru untuk kesejahteraannya. \"Apabila guru masih sibuk dengan urusan ekonomi karena mendapat upah yang minim, tentu mereka tidak akan fokus menjalankan tugasnya,\" tukasnya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno menagatakan, untuk meningkatkan mutu guru, pemerintah sedang menggodok pola pelatihan guru yang tepat sasaran tanpa biaya besar. Sebab menurut Totok, pola pelatihan yang masih diterapkan saat ini masih membutuhkan alokasi anggaran yang sangat besar. \"Pelatihan jelas membutuhkan cost yang sangat besar. Apalagi kalau idenya itu adalah penyeragaman bahan dan sebagainya. Kita berpikir untuk langkah pertama mencoba mengenalkan pola asesmen,\" pungkasnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: