Melihat Keunikan Gelang dan Parfum Kopi
Produk Sampingan Kopi Yang Mulai Dilirik Meskipun kopi identik dengan produk minuman yang biasanya siap dikonsumsi, namun bagi seorang M Yusuf Amin, kopi juga bisa menjadi produk yang bisa dikenakan. Pasalnya, Yusuf sendiri selama lebih dari dua tahun terakhir memang menggeluti pengolahan dan pengemasan produk kopi dengan merk Kopi Tiga Gunung . Namun di waktu senggang ketika tidak ada kopi yang harus di roasting atau dipanggang maupun dikemas, Yusuf mengaku mendapat ide untuk membuat produk sampingan yakni parfum kopi. ERWIN ABDILLAH, Wonosobo “UNTUK parfum dan gelang baru mulai sekitar tiga bulan terakhir ini, ternyata responnya bagus dan proses pembuatannya tidak begitu sulit. Bahkan kebanyakan dibuat saat istilahnya nganggur tidak menggarap kopi,” ungkap Yusuf yang sehari-hari juga mengajar di Unsiq Wonosobo itu kemarin (9/5). Keistimewaan gelang kopi mungkin sudah muncuk dari bentuk dan aromanya sendiri. Bahkan meski sudah dipakai sebulan lebih, gelang yang dibuat dari biji kopi Arabika tersebut masih beraroma layaknya kopi yang baru dipanggang. “Sebenarnya ide mengkreasikan kopi sebagai aksesoris sudah cukup lama, mungkin sejak dua tahun lalu. Tapi waktu itu masih fokus di kopi sangrai dan bubuk. Nah, saat ini, sementara usaha kopi konsumsi sudah mulai jalan, waktunya membumikan ide itu,” imbuhnya. Pemilik Rumah Kopi itu mengambil nama Black Gold yang artinya emas hitam sebagai brand gelang kopinya dengan maksud bahwa selama ini kopi memang dianggap seperti emas hitam. Selain diminum, kopi juga punya nilai jual saat dikreasikan sebagai perhiasan maupun produk lain seperti parfum mobil dan ruangan. “Ada yang bilang, kopi itu seperti emas hitam, Black Gold. Mungkin karena ia dianggap istimewa, atau karena harganya yang relatif mahal. Menjadikan kopi sebagai perhiasan bisa juga ternyata. Memang tidak semahal emas hitam sungguhan. Tapi kan sama-sama perhiasan. Unik, murah, dan bisa jadi tidak kalah cantik dan elegan,” ujar Yusuf yang juga novelis ini. Proses pembuatan gelang kopi itu juga melewati proses sortir yang cukup ketat mengingat harus benar-benar disesuaikan ukurannya. Biji kopi dipilih yang tidak mudah retak dan proses pelubangan harus hati-hati menggunakan bor kecil agar tidak merusak biji kopi. “Selain kesempurnaan proses pengeringan, harus dipilih kopi yang berkualitas. Yang dipakai adalah jenis Arabika, lokal saja, dari kaki gunung sumbing dan Sindoro. Dalam seminggu pesanan bisa sampai ratusan buah, tapi memang karena bukan produk utama jadi tidak kami target,” tutur bapak dua anak itu. Satu gelang kopi dibandrol dengan harga kisaran Rp20.000 hingga Rp30.000 tergantung desain dan jumlah, maupun kemasannya. Sementara parfum kopi untuk mobil maupun rumah biasanya dibanderol seharga RP15.000 dengan kemasan unik berupa kantung goni. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: