Melongok Pembuatan Bedug dan Rebana di Gletosari

Melongok Pembuatan Bedug dan Rebana di Gletosari

Usaha Turunan, Harga sampai Tembus Rp4 Juta Pengerajin bedug banjir pesanan menjelang bulan Ramadan, perbaikan bedug dan rebana juga tidak kalah banyak. Keahlian yang memang diwariskan oleh kakeknya ini juga sudah ditularkan kepada kedua anaknya. Melalui bedug dia bisa menghidupi keluarganya. ACHMAD HASAN, Wonosobo WAHYUDIN (64) mewarisi keahlian membuat bedug dan rebana dari ayahnya, demikian juga ayahnya yang mendapatkan ketrampilan membuat bedug dari kakeknya. Bisnis yang dirintis kakeknya ini sudah dimulai sejak tahun 40-an. awalnya cuma satu dua saja pesanan. Pengerjaan pesanan dia kerjakan di bengkel kecil sebelah rumahnya di pinggir jalan  Kampung Gletosari Kecamatan Kertek. “Usaha pembuatan bedug dan rebana ini sudah dirintis sejak tahun 40-an oleh kakek saya, dulu cuma satu dua pesanan saja sehingga masih  menjadi pekerjaan sampingan,” ujarnya. Wahyudin menambahkan bahwa bahan baku kayu untuk pembuatan bedug dan rebana didapatkan dari pengepul kayu yang secara rutin dipasok kepadanya. Untuk kulit kambing atau sapi, dia mengaku membeli kepada pengepul di daerah Sariagung kecamatan Wonosobo. Disamping pembuatan bedug dan rebana baru, dia juga menerima perbaikan bedug atau rebana yang rusak. Dia mengaku bahwa jasa perbaikan bedug dan rebana justru lebih banyak diterimanya. “Perbaikan bedug ataupun rebana lebih banyak saya terima daripada pembuatan baru,” ujarnya. Wahyudin merasa bersyukur sekarang dia bisa menghidupi keluargannya dari keahlian membuat bedug. Ilmunya juga diwariskan kepada kedua anaknya, yang setiap harinya membantunya menyelesaikan pesanan  ataupun perbaikan bedug. Fuad (35) salah seorang anak Wahyudin menjelaskan bahwa keahlian membuat bedug sekarang sudah bisa menghidupi keluarga besarnya. Tiap bulan selalu ada pesanan ataupun perbaikan bedug dan rebana. Dia menjelaskan bahwa sebelum bulan Ramadan tahun ini pesanan dan perbaikan bedug sudah banyak diselesaikannya. Rata-rata pelanggan minta diselesaikan cepat, sebelum bulan puasa tiba. “Pesanan dan perbaikan bedug tahun ini lumayan banyak, tetapi memang tidak sebanyak tahun lalu,”ujarnya. Fuad menjelaskan bahwa harga pembuatan bedug ukuran sedang berkisar Rp3,5 juta sampai dengan Rp4 juta. Sedangkan untuk rebana dari harga Rp1,8 juta sampai dengan Rp2,4 juta. Proses pembuatannya sekitar 3 mingguan, tergantung pada cuaca. Untuk mendapatkan bahan baku dia merasa tidak mendapatkan kesulitan, hanya masih tergantung pada proses pengeringan kulitnya saja. Fuad menambahakan bahwa proses pengeringan kulit untuk bedug dan rebana masih menggunakan sinar matahari sehingga faktor cuaca menentukan lamanya pengerjaan pesanan. “Kalau cuacanya bagus, 3 minggu bisa selesai, tetapi kalau sering hujan atau mendung jadi molor proses pengerjaannya,” imbuhnya. Dia mengatakan bahwa sekarang pekerjaan membuat bedug sudah menjadi bisnis keluarga yang menjanjikan. Lain dengan dulu saat kakek dan kakek buyutnya merintis bisnis pembuatan bedug. Dia merasa bersyukur bisa mewarisi keahlian membuat bedug ini, keahlian yang tidak banyak orang mau menekuninya. “Alhamdulillah sekarang sudah bisa menjadi ladang penghasilan bagi keluarga besar kami,” pungkas Fuad. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: