Menjaga Imunitas Ekonomi Kala Pandemi
MAGELANGEKSPRES.COM,Pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir memang menggerogoti sendi-sendi perekonomian. Namun, berpangku tangan menunggu bantuan atau hanya stagnan tak menjadi solusi memperbaiki keadaan. Harus bergeliat bangkit, tangkap peluang, lalu berikhtiar wujudkan pemulihan. Seperti yang dilakukan warga di Kelurahan Kledung Karangdalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Lahan persawahan yang mengelilingi Lingkungan Daleman RW 01 dan Gemuling RW 02 bagian barat belum lengkap sinar mentari, Minggu (1/11) pagi. Ruas jalan rabat beton selebar 4 meteran yang membujur dari utara ke selatan serta timur ke barat dan bertemu di pertigaan, masih remang berbalut kabut. Lisa Riyana (33) bersama pedagang lain tampak sibuk menata meja beratap payung jumbo warna-warni yang berfungsi sebagai lapak sederhana di bibir luar jalan. Sejumlah warga, mulai anak-anak hingga orang tua, hilir mudik berseliweran. Ada yang jalan kaki, bersepeda, ada pula yang menggendong balitanya. Sejenak menghirup udara segar, mereka mendekati lapak-lapak yang berjarak. Makin siang makin ramai karena warga atau pesepeda dari desa-desa tetangga berdatangan cari sarapan sambil menikmati pemandangan berlatar puncak Gunung Sumbing di sisi utara. \"Selepas Subuh kita para pedagang mulai angkut-angkut dan menata lapak. Biasanya sampai sekitar pukul 8.00 itu sudah banyak yang habis dagangannya,\" kata Lisa, salah satu pedagang kuliner tradisional asal Lingkungan Daleman RW 01. Itulah sekilas suasana Minggu pagi atau hari libur lainnya di Pasar Tiban Dalling. Istilah Bahasa Jawa \\\'tiban\\\' dipakai karena sebelumnya lokasi itu memang bukan pasar, tapi tiba-tiba ada aktivitas layaknya pasar. Sementara Dalling merupakan akronim dari Daleman- Gemuling. Keberadaannya belum lama, tepat baru 6 kali buka. Meski belum diresmikan, pedagang sudah memiliki paguyuban, lengkap dengan kepengurusan yang melibatkan pemangku wilayah setempat. Retno Waluyo (57), tokoh masyarakat yang juga membuka lapak bersama istrinya, dipercaya sebagai ketua. \"Awalnya itu dimulai oleh Mbak Dyah bersama Dawisnya. Dari 1 atau 2 lapak itu terus berkembang sampai sekarang ada 47 yang terdaftar. Ada yang pribadi, ada yang berkelompok,\" kata Retno Waluyo. Menurut Retno, Pasar Dalling muncul spontan atas inisiatif warga. Sebagian mereka yang memang memiliki naluri wirausaha melihat potensi berjualan saat ada event Ngunduh Layangan Bareng dalam rangka menyambut panen padi sekaligus mensyukuri selesainya renovasi jalan. Lokasinya sangat strategis karena biasa menjadi jalur olahraga dan mobilitas warga Kelurahan Doplang di sebelah utara, Perumahan KBN di sebelah timur, dan Kelurahan Kledung Kradenan dari arah barat. “Untuk lalu-lintasnya tidak ada penutupan agar tidak menggangu fungsi jalan. Karena ini jalur alternative desa, jadi tidak banyak kendaraan besar, tapi kami tetap memberi rambu-rambu dan mengatur agar lapak tidak masuk ke jalan. Biasanya belum sampai jam sembilan pasar sudah kembali bersih,” imbuhnya. Tingkat kunjungan dan ketenarannya memang belum sebanding dengan pasar serupa lain yang bahkan sudah menjadi destinasi wisata, seperti Pasar Inis di Desa Brondongrejo atau Pasar Menoreh di Desa Sedayu. Pasar Dalling baru sebatas berorientasi pada penyelamatan UMKM lokal dan pemulihan ekonomi warga kala pandemi ini. \"Niat destinasi wisata ada karena memang potensial. Tapi untuk saat ini kita akan fokus dulu agar dagangan selalu laku dan warga mendapatkan tambahan pemasukan selama pandemi. Kita kan juga belum tahu kapan pandemi akan berakhir,\" sambungnya. Pasar Daling terbilang adaptif. Urusan protokol kesehatan telah terkonsep. Sistem Jogo Pasar yang menjadi turunan dari program penanggulangan pandemi di Provinsi Jawa Tengah, Jogo Tonggo, juga mulai berlaku. Himbauan menjaga pasar dari Virus Corona dikuatkan melalui papan-papan. Baik warga maupun pedagang yang tidak patuh, langsung diingatkan. \"Ini kan di tempat terbuka yang pas untuk olahraga dan berjemur. Jadi pasar ini ada nilai plusnya. Pedagang ikut mengajak warga senang olahraga agar imun tubuh meningkat, di sisi lain dengan berjualan ini imun ekonomi warga yang menjadi pedagang lebih terjaga,\" bebernya. Pedagang tidak hanya sedia aneka menu kuliner tradisional, seperti kokrok ketela, pecel, tempe benguk, nasi bakar, dan makanan olahan berbahan lokal lainnya. Terus berkembang, kini ada kerajinan, pupuk, bibit tanaman, hingga tanaman hias. Pemasarannya tidak hanya konvensional. Di luar jadwal pasar, mereka memanfaatkan digital. \"Paguyuban juga punya grup WhatsApp untuk berkoordinasi, saling membantu jika ada kesulitan. Termasuk untuk menjaga agar tidak ada monopoli usaha,\" pungkas Retno. Antusias menghidupkan pasar cukup beralasan. Pasalnya, manfaatnya tidak hanya dirasakan warga yang sudah berpengalaman menggelar lapak. Salah satunya Tri Widiarto, pemilik usaha jasa konveksi rumahan di RW 02 yang turut terdampak pandemi. Ia mengaku memperoleh efek ganda dengan berjualan bersama istri dan 2 putrinya yang masih SD. \"Selain menambah pemasukan, pasar ini juga menjadi wadah melatih anak-anak berwirausaha. Mereka jadi bisa ikut praktik membuat inovasi kuliner hingga memasarkan,\" ujar Tri. Lurah Kledung Karangdalem, Sapto Nugroho SSos, telah melihat langsung bagaimana ekonomi kerakyatan bergeliat di Pasar Dalling. Di luar itu, tampak ada kerukunan antarwilayah yang terbangun. Menurutnya, Kledung Karangdalem yang berpenduduk 2.672 jiwa memang tidak masuk zona merah kemiskinan. Namun, kesadaran warga untuk meningkatkan derajat kesejahteraan harus terus dipacu. “Di masa pandemi, pasar ini sangat membantu warga mencukupi kebutuhan ekonomi. Di sini muncul simbiosis mutualisme antarsesama warga, baik itu pelaku maupun warga yang datang selaku konsumen,” ungkapnya. Aktivas Pasar Dalling memang belum sempurna. Namun, setidaknya upaya warga dua lingkungan ini sejalan dengan pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo SH MIP, saat mengunjungi sentra peternakan kambing perah Lumut Sutra di Lingkungan Gemuling RT 01 RW 02 yang tidak jauh dari pasar, pada 7 Oktober lalu. Ganjar menilai pandemi yang terjadi cukup panjang ini tidak selalu berdampak buruk pada berbagai sektor. Di sisi lain banyak peluang usaha dapat ditangkap. \"Ketika kita bisa berkreasi, berinovasi, tidak menggunakan jalan utama dan memanfaatkan jalur alternatif, maka pandemi bisa menjadi peluang,\" tegas Ganjar. Sementara itu, Pjs Bupati Purworejo, Ir Yuni Astuti MA, saat dikonfirmasi mengapresiasi keberadaan Pasar Dalling menjadi event untuk menggerakkan perekonomian warga. Namun, pihaknya berpesan agar protokol kesehatan selalu diterapkan. “Pastikan juga agar fungsi jalan tetap terjaga sebagaimana mestinya, sehingga tidak terjadi kemacetan dan kecelakaan,” terangnya, Senin (2/11). Ekonomi kerakyatan memang menjadi fokus pemerintah karena dianggap mampu memulihkan dampak pandemi. Karena itu, berbagai kemudahan serta bantuan melalui Jaring Pengaman Ekonomi (JPE) yang telah digelontorkan pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten juga diprioritaskan untuk menghidupkan UMKM. “Saya berharap bantuan-bantuan untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan selama pandemi Covid-19 dapat dimanfaatkan secara maksimal,” tandasnya (Eko Sutopo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: