Menyaksikan Baritan, Berdamai Dengan Semesta
GARUNG - Sebuah even perdana di Lapangan Sepak Bola Desa Maron Kecamatan Garung, yang digagas pegiat komunitas Seni Budaya Lembah Seroja sukses digelar, mulai Minggu (29/9) pagi. Even yang bertajuk Baritan tersebut menyedot animo masyarakat, sebagai suguhan budaya yang menjadi identitas Desa Maron. Ketua penyelenggara Baritan, Muaris menjelaskan, Baritan menjadi langkah awal untuk bisa menyatukan keinginan berkarya dari warga desa maupun komunitas. Yang terpenting membuat sebuah acara akbar mendukung Wonosobo sebagai kota wisata. “Untuk latar belakang Baritan ini adalah ajang event tampil bersama grup kesenian di Desa Maron sebagai sarana komunikasi dan nguri-uri kesenian dan kebudayaan lokal. Secara umum, grup seni di lereng selatan Gunung Dieng ini hampir mirip baik dari segi gerakan maupun irama. Sedangkan yang kami pandang menjadi ciri khas yang melegenda adalah grup sholawat Jawa dan rodad,” ungkap Aris ditemui usai acara, kemarin (30/9). Baca Juga Usung Wisata Udara Segar, Promosi Projo Buritan Perlu Diperluas Dari sisi filosofi sendiri, Baritan memiliki berbagai arti mendalam. Salah satunya ialah bagaimana cara orang desa berdamai dan bersinergi dengan alam semesta. Bagi Muaris selaku warga lokal sendiri, tradisi Baritan merupakan tradisi selamatan atau kenduri sebagai wujud persembahan ungkapan kebahagiaan dan terima kasih kepada sang pencipta atas hasil panen dan rezeki yang selama ini dinikmati. “Bagi kami, Baritan juga merupakan salah satu cara warga masyarakat Desa Maron berdamai dengan alam semesta, dimana sang pencipta selain menciptakan kita manusia juga menciptakan makhluk lain pada dimensi yang berbeda. Yakni untuk saling mengerti dan menghargai dalam menjaga kelestarian alam,” jelasnya. Rangkaian acara Baritan diisi dengan beragam pentas seni sebagai wujud sedekah bumi warga masyarakat Desa Maron. Bahkan ada sekitar 17 kelompok seni, dengan jumlah lebih dari 300 pelaku seni yang merupakan kelompok asli lokal desa Maron. Berbagai sajian musik massal seperti drumband seperti Drumband MI Maarif Maron dan Drumband Gita Nada Taruna, Rudad, Calung, Rebana SMP Darul Falach, dan juga Rebana TPQ Al Hakim. “Harapan kami, ke depan mampu menarik kunjungan wisatawan dimana fasilitas lain seperti homestay dan destinasi wisata sudah ada. Semoga tahun depan ada lagi seperti ini, bagus sekali,” tutur salah satu pengunjung Falah. Menurutnya, grup kesenian yang sempat vakum bisa bangkit lagi, dan menjalin kembali silaturahmi antar kelompok kesenian. “Tahun depan akan kita upayakan kegiatan pelaku seni dan Baritan kedua bisa didanai oleh desa. Kami berharap semoga bisa lebih meriah. Karena even ini juga sebagai salah satu cara untuk merawat dan menjaga kesenian lokal desa. Kami mengapresiasi untuk kepanitiaan yang bekerja maksimal dan bisa berhasil menyedot pengunjung hingga 3.000 orang dari penduduk lokal dan juga wisatawan,” pungkas Kepala Desa Maron, Marji. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: