Merti Dusun di Merapi Sari, Warga Kenakan APD Corona

Merti Dusun di Merapi Sari, Warga Kenakan APD Corona

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG- Meski masih dalam situasi sulit karena wabah virus corona (covid-19), masyarakat lereng Merbabu tetap merayakan merti dusun, Kamis (16/4). Kirab merti dusun dilakukan sederhana, lengkap dengan pakaian protokol kesehatan. Dusun yang menggelar kirab tersebut adalah Dusun Merapi Sari, Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak Magelang . Dusun ini merupakan Dusun Hunian tetap dari pengungsian Merapi. Ketua Panitia, Stefanus Suyanto mengatakan, kirab tersebut untuk memperingati kelahiran dusun yang ke- 66. Rutin digelar setiap 16 April. “Kami memang laksanakan secara rutin setiap tanggal 16 April tiap tahunnya sebagai tradisi dusun,” ucap Suyanto. Dalam pelaksanaanya, panitia tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap jaga jarak serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) meskipun ala kadarnya. “Bagi yang kirab tumpeng kita menggunakan mantol plastik, masker dan mika pelindung wajah. Jarak antar warga yang ikut kirab juga dijaga sekitar 1-1,5 meter,” terang Suyanto. Baca Juga Satpol PP Patroli Covid-19, Tiga Tempat Karaoke Bandel Ditindak Suyanto menjelaskan, pihaknya memakai APD karena sesuai anjuran pemerintah dan memutus mata rantai covid-19. “Jadi adat tetap berjalan tetapi anjuran pemerintah tetap dijalankan. Dan kegiatan ini selain adat, doa kita sosialisasikan aturan dan tata cara sesuai anjuran pemutusan mata rantai covid-19,” papar Suyanto. Untuk tumpeng berisi hasil pertanian tersebut di kirab dengan jarak pendek, dimana kirab dimulai depan Gereja hingga depan Kantor Desa. Mengingat tidak boleh lama-lama acara tersebut dilaksanakan. Setelah kirab gunungan tumpeng, warga kembali kerumah masing-masing dengan membawa tumpengnya. “Tidak langsung masuk rumah, namun mereka menggelar alas di pinggir jalan tepat di depan rumah mereka. Tumpeng ditaruh sambil menunggu di doakan secara massal,” terangnya. Dalam kegiatan tersebut beberapa acara sederhana dilaksanakan. Mulai doa pembukaan, kirab tumpeng, pembacaan sejarah dusun. Ada juga penyerahan wayang dari sesepuh ke dalang serta pemasangan wayang secara simbolis dan doa dari dalang Ki Widodo. “Terakhir terdapat doa permohonan agar wabah corona ini segera selesai. Dilanjut doa genduri dan penutup dan warga makan bersama di depan rumah mereka masing-masing. Dan mereka tetap jaga jarak tidak berkerumun,” pungkas Suyanto.(cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: