Meski Cuaca Ekstrem, Produksi Padi di Kota Magelang Masih Tinggi
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Produksi padi di Kota Magelang masih terbilang stabil kendati belakangan terjadi cuaca ekstrem. Sejumlah petani dalam kegiatan panen ubinan padi sawah di kelompok tani Arum Sari 2 Kelurahan Kedungsari, kemarin berhasil memanen 7,25 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare (Ha). Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko mengatakan, kegiatan ubinan merupakan kegiatan rutin Disperpa untuk mengukur produksi dan produktivitas lahan. ”Saya sangat mengapresiasi produksi padi petani yang masih tetap tinggi di tengah tantangan cuaca ekstrem saat ini. Saya mengingatkan kembali untuk petani tetap optimis dan waspada menghadapi intensitas hujan yang tinggi belakangan ini,” katanya. Ia meminta hasil ubinan untuk dipertahankan dan ditingkatkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Budidaya Tanaman Sehat. Ia menjelaskan bahwa sampai saat ini sektor pertanian padi sawah masih berkontribusi positif terhadap perekonomian di Kota Magelang. ”Sekitar 142,83 ha lahan pertanian masih berbentuk sawah irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan,” katanya. Eri menambahkan, sasaran lroduksi padi sawah untuk tahun 2022 sebanyak 1.844 ton GKP. Angka ini diperoleh dari target luas panen 299 ha dengan rata-rata produktivitas lahan 6,167 ton GKP/ha. “Meskipun potensi lahan pertanian Kota Magelang relatif kecil, namun untuk komoditas padi, Kota Magelang masih sanggup menyediakan 10-11 persen kebutuhan konsumsi beras masyarakatnya secara mandiri,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Poktan Arum Sari 2 Kelurahan Kedungsari, Sudarto menilai jika hasil produksi tersebut sudah cukup baik dibanding produksi padi di wilayah lain. ”Kami bersyukur karena produksi ini hasilnya menggembirakan. Sekaligus memotivasi kami untuk lebih baik,” tuturnya. Koordinator Penyuluh Pertanian Kota Magelang, Among Wibowo menegaskan, kegiatan ubinan sangat penting untuk monitoring trend produktivitas pertanian sekaligus sebagai data dasar penyusunan target produksi Kota Magelang pada tahun-tahun selanjutnya. Ubinan ini diawali dengan pemilihan 3 titik sampling secara acak pada lahan milik petani. ”Selanjutnya dilaksanakan ubinan, di mana setiap titik sampling berupa petakan 2,5 meter kali 2,5 meter. Hasil panenan di dalam petakan ditimbang, dirata-rata dan hasilnya dikonversi ke produktivitas (ton/ha) dengan angka pengali 1,6. Dari hasil ubinan diperoleh angka-angka 4,4 kg, 4,3 dan 4,9 kg, sehingga rata-rata 4,53 kg per petak atau setara 7,25 ton GKP/ha,” sebutnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: