MTCC Gelar Simposium sebagai Rangkain ICTOH
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG SELATAN - Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan simposium dengan tema “Upaya Pengendalian Tembakau Melalui Alih Tanam dan Diversifikasi” dalam rangkaian acara 6th Indonesian Conference on Tobacco or Health 2020 (ICTOH). ICTOH merupakan konferensi nasional tahunan di bidang pengendalian tembakau. Tema 6th ICTOH 2020 “Pengendalian tembakau untuk Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing”. Sebagai satu-satunya forum ilmiah di bidang pengendalian tembakau berskala nasional, ICTOH terinspirasi dari forum sejenis berskala internasional yaitu World Conference on Tobacco or Health (WCTOH). Simposium digelar secara virtual pada Selasa (15/12) melalui zoom meeting cloud dengan menghadirkan pembicara Sarno SST MSc Ak CA, Kepala Sub Bidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu dengan topic “Optimalisasi Pemanfaatan DBHCHT untuk Pengembangan Usaha Petani”, dan Dr Tedy Dirhamsyah SP MAP, Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Perkebunan Puslitbang Perkebunan Puslitbang Pertanian Kemetrian Pertanian dengan topic “Komoditas Alternatif Pengganti Tembakau yang Prospektif”. Acara tersebut juga dihadiri para petani dari Temanggung, Magelang, dan Jawa Timur yaitu Didi Suardi Setya Budi, Yamidi, dan Istanto. “Best Practice Upaya Diversifikasi dan Alih Tanam Tembakau” di daerah masing-maisng menjadi topik yang menarik diangkat oleh ketiga petani tersebut. Dr H M Nurul Yamin MSI sebagai Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga turut menjadi pembahas dalam simposium ini. Ia berharap petani lebih bersemangat untuk mengembangkan tanaman-tanaman yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan pengganti tembakau. \"Petani perlu inovasi, agar tidak terpuruk setelah harga tembakau anjlok,\" katanya. Sementara salah satu petani, Yamidi menyambut baik simposium yang diadakan MTCC. Dengan adanya dialog dengan pakar pertanian dapat menyemangati petani yang masih terpuruk karena hasil panen yang tidak laku di pasaran. \"Semoga semua pakar bisa mendengarkan keluhan petani dan memberikan solusi yang terbaik,\" harapnya. (hen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: