Obeservasi Selesai, Hari Ini Dibawa ke Jakarta
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Presiden Joko (Widodo) menyampaikan bahwa proses protokol kesehatan dari World Health Organization (WHO) telah diikuti secara ketat bagi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). ”Karantina di Natuna juga di sana ketat diawasi, ketat dicek, harian dicek. Sudah, sekarang 14 hari, memang protokolnya seperti itu,” jelas Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai melepas secara simbolis Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (14/2). Kalau sekarang para WNI tersebut kembali ke masyarakat, menurut Presiden, itu dipastikan bahwa memang prosedur sudah dilalui. ”Kita harapkan masyarakat juga menerima apa adanya. Ya memang sudah 14 hari dikarantina dan enggak ada masalah,” ujar Presiden. Ia mengajak semua tidak perlu takut karena semua proses protokol kesehatan telah dilalui. ”Apa, dikit-dikit takut, ya ndaklah. Wong sudah proses protokol kesehatannya dilalui. Ya terima apa adanya, enggak ada masalah,” tegasnya. Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melaksanakan observasi terakhir kepada seluruh WNI dari Wuhan. Setelah itu, WNI tersebut akan dibawa ke Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (15/2) siang. Kemenkes juga memastikan WNI dari Cina yang diobservasi kesehatannya di Natuna Kepulauan Riau dalam kondisi sehat untuk kembali ke masyarakat yang rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu 15 Februari 2020. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan pemerintah tetap berpedoman pada masa karantina selama 14 hari sesuai ketentuan WHO untuk memulangkan WNI pada Sabtu (15/2). ”Jadwalnya demikian dan mudah-mudahan tidak ada halanang,” terangnya. Hal tersebut disampaikannya lantaran ada pendapat baru yang menyebutkan masa inkubasi virus COVID-19 menjadi 24 hari. ”Pedoman kita tetap 14 hari dan saya yakin mereka masih sehat, karena sejak datang mereka sehat untuk apa lagi ditahan-tahan,” kata Yurianto. Dia juga menjelaskan pemerintah telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah domisili para WNI yang dikarantina untuk menyampaikan informasi dan promosi kesehatan terkait virus COVID-19. Yurianto mengatakan upaya sosialisasi tersebut telah dilakukan ke setiap daerah di 30 provinsi yang menjadi asal daerah para WNI sejak hari pertama masa karantina. Harapannya, kata Yurianto, agar masyarakat bisa menerima kepulangan WNI yang selesai dikarantina dan tidak ada penolakan seperti yang sempat terjadi di Natuna. Sebelumnya peneliti senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David H Muljono juga mengatakan kecil kemungkinan sebanyak 238 WNI yang dikarantina di Natuna terinfeksi virus COVID-19. Untuk diketahui 238 WNI yang sudah melakukan diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau, dan jumlah paling banyak berasal dari Jawa Timur yakni 68 orang. Sebagian besar WNI yang diobservasi adalah mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan. Warga yang diobservasi sebagian besar adalah mahasiswa dari 30 provinsi. Perempuan 158 orang dan laki-laki 80 orang dengan usia termuda lima tahun dan usia tertua 64 tahun, beserta tim KBRI 5 orang, Tim penjemput 24 orang, dan awak Batik Air 18 orang. Sedangkan pesawat yang akan mengantarkan WNI ke Lanud Halim Perdanakusuma akan berangkat pada 7 pagi dari Jakarta menuju Natuna. Jumlah pesawat yang digunakan sama dengan pesawat yang menjemput WNI dari Batam ke Natuna, yakni dua boeing 737 dan 1 Hercules. (fin/ful) Data Asal 238 WNI Dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina Aceh 12 orang Bali 2 orang Banten 6 orang Bengkulu 2 orang DI. Yogyakarta 2 orang DKI Jakarta 12 orang Gorontalo 1 orang Jakarta 1 orang Jambi 5 orang Jawa Barat 13 orang Jawa Tengah 9 orang Jawa Timur 68 orang Kalimantan Barat 4 orang Kalimantan Selatan 7 orang Kalimantan Tengah 4 orang Kalimantan Timur 14 orang Kalimantan Utara 21 orang Kepulauan Riau 2 orang Lampung 1 orang NTB 3 orang Papua 6 orang Papua Barat 8 orang Riau 6 orang Sulawesi Barat 2 orang Sulawesi Selatan 17 orang Sulawesi Tengah 2 orang Sulawesi Tenggara 4 orang Sumatera Barat 1 orang Sumatera Selatan 1 orang Sumatra Utara 2 orang. Sumber: Kemenkes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: