Omset Pedagang Alun-alun Merosot Drastis

Omset Pedagang Alun-alun Merosot Drastis

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Pedagang yang tetap buka di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19) ini mengalami penurunan omset penjualan yang sangat drastis, antara 70-90 persen. Hingga di wilayah pusat kota Temanggung yakni di sekitaran alun-alun, masih ada beberapa toko dan warung yang tetap buka. Kendati demikian, di setiap harinya sepi pengunjung. Apalagi setelah ada pembatasan jam operasional yang diterbitkan Bupati Temanggung pekan lalu. Pembatasan jam operasional itu diterbitkan melalui surat edaran Bupati Nomor 4435/173 tahun 2020 tentang pembatasan jumlah karyawan dan pembatasan kegiatan usaha dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19. Dalam surat edaran tersebut mengatur jam buka rumah makan/restoran/cafe dari pukul 08.00-18.00 WIB, pasar tradisional beroperasi mulai dari pukul 04.00-16.00 WIB, pedagang kaki lima dibatasi mulai jam 06.00-18.00 WIB dan pedagang yang jualan pada sore hari dibatasi dari jam 15.00-20.00 WIB. “Sebelum ada SE dari bupati terkait dengan pembatasan operasional saja sudah menurun omsetnya, apalagi sekarang sudah ada batas jam operasional, semakin menurunkan omset penjualan,” keluh Edi Warsono salah satu pedagang kaki lima di sekitaran kota Temanggung, Minggu (12/4). Menurutnya, pada hari-hari biasa dalam satu hari paling tidak bisa mengantongi uang antara Rp250.000 hingga Rp300.000. Namun sekarang paling banyak hanya kisaran Rp30.000 hingga Rp50.000 per hari. Baca juga Pemakaman Jenazah PDP Corona di Magelang Dijaga Ketat “Hari ini saja, kalau saat normal hari Minggu seperti ini biasanya bagus penghasilan kotor bisa mencapai Rp400.000, sekarang baru dapat uang Rp45.000 saja,” tuturnya. Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak, meskipun saat ini banyak warung dan toko yang libur. Namun demikian dirinya tetap berusaha membuka lapak dagangannya. Sebab berdagang menjadi satu-satu penghasilannya. “Kalau saya tidak buka ya tidak dapat uang, kebutuhan rumah tangga saya siapa yang mau mencukupinya. Meskipun sedikit kalau ada penghasilan cukup lumayan,” tuturnya. Meskipun dirinya hanya pedagang kecil, namun protap untuk tetap berjualan tetap dilakukan, di antaranya dengan menyediakan air dan sabun untuk cuci tangan dan keperluan lainnya. “Kalau ada orang yang tidak pakai masker saja langsung saya tegur untuk memakai masker, saya juga jualan masker,” tuturnya. Andri (42) pedangang lainnya juga menuturkan hal yang sama, sejak pemerintah menganjurkan masyarakat untuk di rumah, omset dagangannya juga mengalami penurunan yang cukup banyak. Selama berjualan makanan keliling dalam sehari biasanya bisa mendapatkan uang sebanyak Rp300.000. “Itu kalau kondisinya normal, sekarang tidak bisa diharapkan lagi. Sehari ini saja saya baru menjual lima mangkuk,” keluhnya. Turunnya omset penjualan ini membuat dirinya terpaksa menurangi pasokan dagangannya. Biasanya dalam kondisi normal bisa habis 1 hingga 2 kilogram bahan baku, sekarang paling banyak hanya membawa 1 kilogram saja. “Satu kilogram bahan baku itu tidak pernah habis dalam sehari, untungnya bahan bakunya lebih awet masih bisa tahan 2 hari. Semoga saja kondisi ini bisa segera berakhir dan kembali seperti sedia kala,” harapnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: