Operasi Pasar, Wonosobo Dipasok 200 Drum Minyak Curah

Operasi Pasar, Wonosobo Dipasok 200 Drum Minyak Curah

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM- Sebanyak 200 drum minyak goreng curah atau sekitar 18.000 liter, telah dikirim oleh distributor ke Wonosobo. Selanjutnya oleh pihak agen minyak goreng dijual ke masyarakat dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. “Terkait kondisi kelangkaan dan harga migor yang belum stabil, kita sudah berkirim surat ke Kemandag serta provinsi, dan telah direspon. Barang sudah dikirim ke distributor sebanyak 200 drum,” ungkap Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo, kemarin. Menurutnya, migor curah tersebut akan dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), sesuai aturan pemerintah. Hal ini sebagai bentuk operasi pasar yang akan menyasar konsumen serta pelaku UMKM dan kuliner di Wonosobo. Diharapkan masyarakat tidak perlu panik atau melakukan pembelian dalam jumlah besar,” katanya. “Kami menghimbau kepada masyarakat Wonosobo untuk bersabar dan tidak terlalu panik berlebihan sehingga melakukan pembelian secara berlebih dengan cara itu kondisi akan cepat stabil,\" katanya. Menyikapi ketidakpastian harga minyak goreng, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan monitoring dan evaluasi melalui pantauan lapangan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Selanjutnya melaporkan temuan di lapangan dengan berkirim surat kepada Kementerian Perdagangan RI yang isinya permohonan dukungan ketersediaan bahan pokok masyarakat dengan harga terjangkau dan mengkaji kembali kebijakan dan mekanisme perdagangan minyak goreng sawit di dalam negeri. “Sudah beberapa bulan terakhir masyarakat banyak yang mengeluhkan dengan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran. Walau pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 per liter. Namun, masih banyak ditemukan  minyak dijual dengan harga Rp 18.000 per liter. Bahkan terkadang barangnya sulit didapatkan. Naiknya harga tak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan, tapi juga pada minyak goreng curah,” terangnya. Kenaikan harga ini diduga sebagai konsekuensi dari pasar internasional yang berkaitan erat dengan harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit yang melonjak selama beberapa waktu ke belakang. Selain itu adanya penurunan bahan baku dari dalam negeri yang diprediksi hanya mencapai 47 juta ton dari target 49 ton. Terlebih, harga produsen minyak goreng Indonesia masih bergantung pada harga CPO dunia, dimana saat ini seluruh harga CPO global melonjak. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: