PAD Wisata Turun 50 Persen, Optimis Pulihkan Lewat Lama Tinggal
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Dalam peluncuran aplikasi Jelajah Wonosobo yang dilaksanakan di aula Mangunkusumo, Kamis (12/11), Plt Kepala Disparbud, Kristiyanto menyebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Pariwisata Wonosobo kemungkinan menurun hingga 50 persen dibanding target. Dengan adanya pandemi covid-19, ada kemungkinan besar PAD hanya akan mencapai sekitar Rp3 miliar dari target sebesar Rp6 miliar per tahun. “Dengan adanya penurunan kunjungan dan sempat adanya penutupan destinasi selama pandemi ini kemungkinan PAD dari pariwisata turun sampai 50 persen. Dan, kemungkinan hingga akhir Desember mendatang hanya mencapai sekitar 3 miliar rupiah. Kita masih berharap adanya libur tahun baru yang mungkin akan jadi momentum penambahan kunjungan wisata,” ungkap Kris ditemui usai peluncuran aplikasi. Baca Juga Timses AA Duga Ada ASN Kampanye di Medsos Dengan kondisi Wonosobo yang kini mencapai angka konfirmasi positif covid-19 sebanyak 2.099 orang, tentunya berimbas pada segmen wisatawan. Namun, dirinya optimis bisa memulihkan sektor wisata mulai dari lama tinggal. Bahkan selama dua tahun terakhir adanya penambahan hotel, villa dan homestay juga mendukung angka lama tinggal. “Meskipun turun, harapan kami nantinya angka lama tinggal bisa meningkat dengan lebih dari sehari atau 24 jam dengan dukungan amenitas dan fasilitas yang ada. Kita juga berharap bisa angkat lewat wisatawan yang mengunjungi Borobudur maupun lewat agen travel dan guide. Upaya dari Dinas juga telah bekerjasama dengan disnakertrans provinsi untuk pelatihan 25 guide di Wonosobo. Semoga di 2021 kita bisa kembali ke target 6 Miliar Rupiah per tahun,” ungkapnya. Senada, terkait angka lama tinggal wisatawan juga diungkapkan Sekretaris Disparbud, Siti Nurmar Aisiyah yang melihat bahwa perkembangan usaha homestay maupun villa, bahkan hotel masih sangat bagus di Wonoosbo. Mengingat selama ini daya tampung keseluruhan hotel yang ada di Wonosobo semakin bertambah. “Kalau situasi sudah kembali normal harapannya lama tinggal bisa meningkat begitu juga berimbas ke kuliner dan multiplier effect nya ke ekonomi masyarakat utamanya kuliner dan usaha jasa lainnya. Selama pandemic ini ternyata tiap akhir pekan permintaan homestay, villa, maupun hotel cukup tinggi bahkan sering penuh,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: