Panen Raya, Harga Bawang Putih di Temanggung Anjlok

Panen Raya, Harga Bawang Putih di Temanggung Anjlok

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Memasuki panen raya, harga bawang putih di tingkat petani anjlok. Saat ini harga bawang putih hanya berkisar antara Rp12.000-Rp14.000 per kilogram, mengalami penurunan drastis jika dibadingkan dengan tahun sebelumnya. Lasidi (40) salah satu petani bawang putih di Desa Petarangan Kecamatan Kledung menuturkan, di awal panen, harga bawang putih sudah sangat tidak menguntungkan petani. Harganya turun drastis jika dibandingkan dengan panen raya 2019 lalu. “Sudah mulai panen raya, tapi harganya hancur, petani dipastikan merugi banyak sekali,” keluhnya Minggu (5/4). Ia menyebutkan, di tahun 2019 lalu harga bawang putih antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Harga tersebut untuk bawang putih yang sudah tidak ada daunnya dan sudah dijemur selama tiga hingga empat hari. “Tahun lalu saja sudah turun, sekarang malah tambah parah lagi,” ujarnya. Selain harganya turun kata Lasidi, produksi bawang putih saat ini juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dalam satu hektar tanaman bawang putih hanya bisa produksi sekitar tiga sampai empat ton bawang basah saja. Padahal pada kondisi normal lanjut Lasidi, dalam satu hektar biasanya paling tidak bisa memproduksi antara 9 hingga 10 ton bawang putih. “Produksinya turun sekitar 60 persen, sudah begitu kualitas bawang putih tahun ini juga tidak terlalu bagus,” terangnya. Baca Juga Rumahnya Dihantam Banjir, 12 KK di Temanggung Mengungsi Turunnya produksi bawang putih tahun ini disebabkan cuaca yang tidak mendukung. Pada saat petani mulai tanam sekitar bulan November hingga Desember 2020 lalu curah hujan sangat tinggi sekali. Bahkan selama tanaman bawang putih dalam masa pertumbuhan yakni sekitar bulan Januari hingga Febuari lalu, cuaca belum juga berubah, malah semakin ekstrim. “Cuaca sangat tidak mendukung, hujan deras disertai angin kencang sering terjadi. Tidak hanya pada siang hari saja, tapi hujan juga sering terjadi pada malam hari. Kalau hujan malam hari sangat tidak bagus untuk tanaman bawang putih,” ujarnya. Slamet petani lainnya juga menuturkan hal yang sama. Saat ini petani bawang putih sedang diuji dengan hasil yang tidak bagus dan harga yang sangat murah. Kondisi ini sangat memberatkan petani, apalagi saat ini situasi sedang tidak menguntungkan semua kalangan. “Tahun ini istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga, sudah hasilnya jelek harganya juga murah,” keluhnya. Sejauh ini, menurut Slamet, petani sudah berusaha maksimal untuk merawat tanamannya. Namun karena cuaca yang tidak mendukung maka panen raya tahun ini sudah tidak sesuai harapan. “Sudah disemprot dengan berbagai obat-obatan, tapi bawangnya yang tidak kuat dengan cuaca ekstrim, daun bawang banyak yang busuk sebelum memasuki masa panen raya,” tuturnya. Ia berharap, ke depan kondisi dan situasi saat ini bisa berubah. Sehingga harga bawang putih bisa semakin membaik. Dengan demikian kerugian petani bisa berkurang. “Dalam satu hektar itu modalnya paling tidak antara Rp25 juta hingga Rp30 juta. Kalau harganya masih seperti saat ini, kerugian petani akan semakin bertambah banyak, apalagi saat ini perdagangan sedang lesu. Semoga saja semakin membaik dan harga bawang putih juga semakin bagus,” harapnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: