Pedagang Geser ke Jalan Pramuka
WONOSOBO – Meskipun para pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di kawasan alun-alun kota tergeser selama dua pekan terakhir karena berbagai agenda, ternyata beberapa masih bertahan dengan berpindah tempat ke Jalan Pramuka. Ruas jalan yang ada di kawasan Rumah Tahanan Wonosobo dan tepat di samping kompleks Dinas Arpusda itu ketika sore hari memang menjadi pusat jajanan. Ppagi hingga siang hari relatif kosong. Menurut salah satu pedagang N, yang enggan disebut namanya, mereka merasa bisa memindah dagangan di sana. “Kalau minggu saya tidak jualan, saya tidak bisa dapat penghasilan sama sekali. Padahal memang jatah jualan saya hari minggu saja. Kami juga sebisa mungkin tidak memadati seluruh kawasan trotoar dan menghalangi arus kendaraan maupun kendaraan angkutan umum yang parkir,” ungkap N, pedagang asal Kudus, kemarin (22/9). Berbagai jenis dagangan termasuk pakaian pria dan wanita, hingga perlengkapan sekolah seperti ikat pinggang dan kaus kaki digelar di ruas jalan pramuka. Meski relatif sepi, para pedagang ternyata mengandalkan kawasan itu untuk bertahan. Menurut N, lokasi yang memang tadinya diperuntukan bagi relokasi pedagang yang jadi korban kebakaran itu memang jalur cepat sehingga tidak ideal untuk berjualan di pagi dan siang hari. “Kalau di alun-alun ada agenda khusus dan kami tidak bisa berdagang, selalu mlipir ke sini. Meski tidak begitu ramai, paling tidak pelanggan kami masih bisa mencari ke sini. Beberapa dari kami juga dulu berdagang di pasar sebelum peristiwa kebakaran,” ungkap N. Meskipun mayoritas pedagang tetap merasa khawatir ada risiko ditertibkan Satpol PP, namun mereka butuh solusi untuk bisa tetap berdagang. Bahkan beberapa dari pedagang yang bertahan di sana mengaku sudah tidak terpikirkan untuk kembali ke lapak relokasi atau menunggu pembangunan pasar. ada belasan pedagang yang hampir tiap hari Minggu menggelar lapak di Jalan Pramuka. “Kalau perkiraan kami, pasar induk yang baru akan bisa ditempati awal 2021. Itu pun kalau tidak ada molor lagi. Terus terang kami khawatir nanti dikenakan biaya lagi ketika masuk ke lapak baru. Semoga saja bisa selesai tepat waktu. Kami sudah malas berdagang di dalam (area relokasi), apalagi beberapa kali dipindah karena pembangunan. Apalagi hari-hari biasa tetap sepi. Hanya minggu saja berdagang di sini,” ungkap Setio. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: