Pedagang Pasar Kebonpolo Mulai Gunakan E-Retribusi

Pedagang Pasar Kebonpolo Mulai Gunakan E-Retribusi

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Setelah Pasar Cacaban, Magelang Tengah, Pemkot Magelang menjadikan Pasar Kebonpolo Magelang Utara, sebagai salah satu pasar tradisional dengan penerapan e-Retribusi (Retribusi Elektronik). Program ini, bertujuan memudahkan administrasi dan mengoptimalkan penerimaan retribusi. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan, penerapan e-Retribusi turut mengampanyekan gerakan pembayaran nontunai. Termasuk mengedepankan transparansi. \"Penerapan pertama di Pasar Cacaban pada Mei 2019 lalu dengan 110 kartu dan tiap pedagang mendapat top up Rp10.000 per kartu. Penerapan di Pasar Kebonpolo ini untuk 333 kartu dan top up Rp5.000 per kartu,” kata Catur, Selasa (27/10). Ia menjelaskan, program e-Retribusi ini merupakan hasil kerja sama dengan Bank Jateng dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Magelang. Menurutnya, Bank Jateng memfasilitasi alat MPos, cetak retribusi, NRC, dan top up saldo. \"Termasuk memfasilitasi peluncuran penerapan e-Retribusi kedua ini di Pasar Kebonpolo. Dengan adanya e-Retribusi ini, diharapkan penarikan retribusi lebih maksimal dan memudahkan petugas saat menariknya dari pedagang,” katanya. Baca Juga Kepedulian Warga Tidar Utara Tangani Pandemi Covid-19 Sementara itu, Walikota Magelang, Sigit Widyonindito mengapresiasi kemitraan dengan Bank Jateng terkait penerapan e-Retribusi kedua di Pasar Kebonpolo ini. Ia menilai, mau tidak mau di era maju dan serba teknologi ini sudah menuju ke pembayaran nontunai. \"Gerakan nontunai sudah dimulai sejak tahun 2014. Kita lakukan itu secara bertahap dan untuk e-Retribusi sudah dimulai di Pasar Cacaban tahun 2019 lalu. Kita lakukan bertahap, karena memang tidak semua bisa menerima penerapan ini,” jelasnya. Sigit pun mengajak masyarakat untuk mulai gerakan nontunai. Apalagi, di masa pandemi ini pembayaran nontunai salah satu cara mencegah penyebaran Covid-19. \"Dengan pembayaran nontunai, kita tidak perlu membawa lembaran uang yang banyak. Saya minta ke pedagang di pasar ini untuk memberikan pemahaman ke konsumen agar membiasakan diri pembayaran nontunai,” terangnya. Pada kesempatan itu, Sigit mencoba mengoperasikan alat bernama MPos yang digunakan untuk menarik retribusi ke pedagang. Didampingi petugas, Sigit menerima pembayaran retribusi dari pedagang dengan cara menempelkan kartu ke mesin MPos dan memberikan bukti pembayarannya. Sementara itu, Kepala UPT Pasar Kebonpolo, Teguh Karyawan menyebutkan ada 333 pedagang di pasar setempat. Mereka terdiri dari pedagang yang di kios, los, maupun plataran. \"Retribusi kita setiap hari sekitar Rp500.000-Rp550.000. Jumlahnya berbeda-beda untuk kios, los, maupun plataran. Selama dua bulan April-Mei kita bebaskan retribusinya, karena pandemi. Sekarang sudah normal lagi, tapi pendapatan berkurang sedikit,” ungkapnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: