Pemerintah Dorong UKM Pasok Industri Manufaktur
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus mendorong Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam rantai pasok industri manufaktur dalam negeri maupun ekspor. Dukungan tersebut berupa kerja sama antara Koperasi dan UKM dengan semua stakeholder terkait. Seperti kerja sama dengan Institut Otomotif Indonesia (IOI), Pikko, APEK, dan Koperasi Industri Tanah Air (KITA) yang akan membangun beberapa kegiatan manufaktur pada berbagai sektor. Masing-masing industri makanan dan minuman, industri agro (pertanian, peternakan, dan perkebunan), maritim (perikanan dan aquaculture), industri otomotif dan komponennya, serta industri alat-alat permesinan untuk pabrik, pertanian, peternakan, dan perkebunan. \"Melalui kolaborasi ini diharapkan dapat membantu kegiatan usaha Koperasi dan UKM terkait ke dalam sektor industri manufaktur di Tanah Air, sehingga dapat berdikari dan sejahtera,\\\'\\\' ujar Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki, kemarin (10/3). Teten menambahkan, kerja sama ini juga dilakukan sebagai bentuk percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19. Secara jangka panjang, kolaborasi tersebut juga menjadi langkah strategis yang akan menjadi masukan untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan Koperasi dan UKM. \"Semoga kerja sama ini dapat membantu pelaku industri dan UMKM untuk dapat bangkit dari pandemi Covid-19 dan terus berkembang di masa mendatang,\" ujar Teten. Kesempatan yang sama, Made Dana Tangkas sebagai Presiden IOI, serta Pembina Pikko, APEK, KITA, dan GMB menyampaikan bahwa progra kerja sama tersebut akan dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Kerja sama dengan perguruan tinggi juga akan dilakukan untuk memperkuat kualitas SDM. \"Sangat penting kegiatan usaha/industri apapun perlu mempunyai kemampuan SDM unggul dan profesional yang memiliki kemampuan teknologi tepat guna maupun teknologi maju,\" ujar Made. Menurut Made, pengembangan kegiatan bisnis Koperasi dan UKM selama ini sudah banyak yang berjalan melalui inkubator bisnis serta memanfaatkan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi dan melibatkan startup. \"Ini menjadi basis yang kuat untuk membangun produk/jasa hasil karya anak bangsa yang berkualitas sehingga kita dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan substitusi produk/jasa impor,\" ujar Made. Produk dan jasa berkualitas yang dihasilkan, lanjut Made, juga dipastikan akan langsung diserap pasar dengan menghubungkan rantai pasok dengan offtaker yang akan menyalurkan langsung ke konsumen. Hal ini diharapkan menjadi karya nyata hubungan dan kolaborasi multiple helix antara akademisi, bisnis/industri, pemerintah, komunitas/asosiasi, serta institusi finansial dan media di Indonesia. Mengutip data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, neraca perdagangan sepanjang tahun 2020 mengalami surplus USD21,74 miliar. Surplus ini berlanjut di bulan Januari 2021 menjadi USD1,96 miliar dan tren surplus selama sembilan bulan berturut-turut. Sepanjang tahun 2020, ekspor dari sektor pertanian dan industri pun dapat tumbuh positif masing-masing sebesar 14 persen dan 2,94 persen. “Pada saat yang sama kita juga patut bersyukur, karena harga komoditas-komoditas, minyak sawit dan pertambangan dalam kontribusi yang baik. Negara-negara tujuan ekspor kita juga masih negara yang selalu menjadi andalan. Hal ini bisa kita lihat bahwa ada potensi sektor ekspor didorong oleh sektor manufaktur,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: