Pemutakhiran Data Belum Optimal, BPS Wonosobo Dorong Desa Cantik

Pemutakhiran Data Belum Optimal, BPS Wonosobo Dorong Desa Cantik

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonosobo tengah gencar mendorong desa-desa di Wonosobo untuk lebih rajin memutakhirkan data-data terkait profil dan potensi mereka demi terwujudnya perencanaan pembangunan desa yang lebih tepat sasaran. Melalui program Desa Cantik, alias Desa Cinta Statistik, upaya tersebut diharapkan bisa diterapkan. Sehingga, nantinya akan terbit buku maupun sistem informasi yang mampu menjelaskan secara rinci kondisi di setiap desa. Harapan tersebut tergambar dari paparan Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Wonosobo, Widhi Pranowo saat menyampaikan materi Bimbingan Teknis Penyusunan Tabel Dasar Direktori Statistik bagi para perangkat Desa Lipursari, Kecamatan Leksono, di balai desa setempat, Rabu (22/7). Kepada para perangkat desa, Widhi menjelaskan, perihal pentingnya akurasi data yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan suatu desa hingga tingkat kesejahteraan warga masyarakatnya. “Saat ini, meski telah disediakan aplikasi Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel) dari Kementerian Desa, update atau pemutakhiran data belum disesuaikan dengan kondisi terakhir,” terang Widhi. Bahkan dengan peraturan dari pihak Kementerian Desa, bahwa update data tersebut menjadi syarat bagi pencairan dana transfer desa pun, Widhi menyebut proses pemutakhiran tetap belum bisa optimal. Ia mencontohkan sejumlah desa yang bahkan hanya mengganti cover laporan dengan tahun terkini, namun data di dalamnya masih sama seperti tahun sebelumnya. Baca Juga Viral di Medsos, Rektor UMMagelang Datangi Rumah Mahasiswi Cari Sinyal di Pinggir Jalan “Ini menyebabkan banyak masalah, seperti contoh paling aktual adalah saat penyaluran bantuan sosial bagi warga miskin dan warga terdampak pandemi covid-19,” lanjutnya. Melalui program Desa Cantik, fokus yang disasar BPS Wonosobo adalah agar nantinya Sistem Informasi Desa berbasis masyarakat benar-benar dapat dioptimalkan, sehingga menghasilkan peningkatan kualitas hidup manusia, peningkatan kesejahteraan masyarakat, sampai pada upaya nyata penanggulangan kemiskinan. “Untuk itulah, diperlukan penyelanggaraan statistik sektoral level desa, sesuai kaidah dan norma dalam Sistem Statistik Nasional (SSN) yang pada muaranya akan dihasilkan data bersifat mikro, by name by address untuk perencanaan pembangunan desa yang tepat sasaran,” tandasnya. Selain di Desa Lipursari, Bimtek serupa menurut Widhi telah digelar di empat desa lain yaitu, Andongsili, Kecamatan Mojotengah, Sendangsari Kecamatan Garung, Maduretno Kecamatan Kalikajar, dan Dieng Kecamatan Kejaja. Sejumlah desa lain, menurutnya juga tengah dalam upaya persiapan. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: