Penghapusan UN Tak Matikan Lembaga Bimbel

Penghapusan UN Tak Matikan Lembaga Bimbel

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim meluncurkan empat program kebijakan pendidikan \\\'Merdeka Belajar\\\'. Salah satu isinya adalah menghapus Ujian Nasional (UN) mulai 2021. Dalam hal ini, lembaga bimbingan belajar (belajar) akan melakukan adaptasi untuk meningkatkan kemampuan pelajar di Indonesia. Kehadiran bimbel selama ini adalah untuk membantu pelajar untuk mendapatkan nilai terbaik dalam UN. Para orang tua memasukkan anak-anaknya demi mendapatkan hasil terbaik. Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie mengatakan, penghapusan UN bukan sebagai ancaman untuk mematikan lembaga bimbel namun justru sebaliknya. Pihkanya mendukung kebijakan yang dilakukan mantan bos Gojek itu. \"Sejak awal, kami menekankan pemahaman siswa terhadap konsep, melalui pemanfaatan teknologi untuk men-deliver kurikulum secara lebih personal dan terintegrasi. Jadi apapun metode pengukurannya, tidak jadi masalah,\" ujar dia, di Jakarta, baru-baru ini. Dia menjelaskan, peran teknologi dalam dunia pendidikan sejatinya tidak hanya berfokus pada nilai akhir namun prosesnya. Artinya, teknologi bisa mencehah siswa dari kegagala baik secara akademis maupun non akademis. \"Dua atau tiga tahun ke depan, orang tua akan bertanya kenapa anak saya mendapat nilai lima. Tapi mereka akan bertaya kenapa pihak sekolag tidak memprediksi sebelumnya, atau usaha pencegahannya,\" jelas dia. Oleh karena itu, teknologi sangat penting untuk menunjang kemampuan pelajar sesuai dengan penghapusan UN. Teknologi bisa melalui visuai, audio maupun kinesthetic. \"Teknologi bisa dimanfaatkan pelajar untuk meningkakan minat belajra dan menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep dari materi yang dipelajarinya,\" tutur dia. Sementara itu, Pengamat Pendidikan, Budi Trikorayanto menilai penghapusan UN sudah terlambat, seharusnya sudah dilakukan lima tahun lalu. \"Seharusnya sejak lima tahun lalu dilakukan penghapusan UN,\" ujar dia. Kendati demikian dia mengapresiasi kebijakan Nadiem Makarim. Sebab selama ini keberadaan UN hanya pemborosan anggaran negara. Ini karena dalam penerimaan perguruan tinggi tidak menggunakan SNMPTN.(din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: