Penyebab Kematian Ribuan Ikan Terkuak
WONOSOBO- Kematian ikan karamba secara massal di Waduk Wadaslintang beberapa waktu lalu, diduga karena ada penurunan kualitas perairan. Terkait hal tersebut warga sekitar waduk diajak menjaga kelestarian lingkungan. “Adanya kematian ikan secara massal dalam usaha budidaya ikan sistem KJA beberapa waktu lalu, dimungkinkan ada benang merahnya dengan penurunan kualitas perairan. Ditinjau dari berbagai barometer, baik dari fisik, kimia, maupun biologis dengan munculnya up welling yang menyebabkan gagalnya usaha budidaya ikan karamba tersebut,” ungkap Kadispaperkan Abdul Munir dalam Focus Group Discussion (FGD) Prespektif Pengelolaan Waduk Wadaslintang di pendopo belakang kemarin. Menurutnya, perikanan tangkap yang ada di Waduk Wadaslintang, meliputi penangkapan ikan oleh nelayan jaring, nelayan jala dan pemancingan. Sedangkan untuk perikanan budidaya berupa, pembudidaya ikan dengan sistem Karamba Jaring Apung (KJA), yang dikelola pihak perusahaan swasta dan masyarakat. “Budidaya ikan dengan sistem KJA ini, sudah berlangsung lebih dari 20 tahun. Yang memberikan manfaat di antaranya penyerapan tenaga kerja, dan industri olahan ikan skala rumah tangga. Hal tersebut membawa multiflyer effect ekonomi yang signifikan,” ucapnya Namun demikian, dibalik nilai positif kegiatan usaha budidaya dengan sistem KJA ini ada konsekuensi logis yang terjadi. Yaitu, adanya degradasi kualitas perairan berupa timbunan sisa metabolisme ikan di dasar perairan waduk. Hal tersebut berpotensi menimbulkan up welling (pembalikan masa air), yang mana beresiko sebagai penyebab terjadinya kematian ikan secara massal. Sementara itu, Bupati Wonosobo Eko Purnomo , mengajak seluruh warga Wonosobo untuk mendukung, dan melestarikan keberadaan alam yang bersih dan hijau. Sebab, dengan kondisi tersebut ekosistem perairan akan terjaga dengan baik. Menurutnya, pada awalnya pembangunan Waduk Wadaslintang untuk mendukung program swasembada pangan. Namun seiring berjalannya waktu, pemanfaatan waduk tersebut telah berkembang dan semakin variatif, salah satunya yakni sektor perikanan. “Dengan luas genangan sekitar 1.465,6 hektar, memiliki arti penting secara ekonomi bagi masyarakat sekitar waduk. Terutama, untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya,” katanya Terkait acara FGD tersebut Bupati berharap, dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengurai permasalahan yang terjadi, baik dari sisi teknis perikanan maupun ekonomi. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dapat terus meningkat, tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kelestarian lingkungan. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: