Peran Perguruan Tinggi Terhadap Riset Masih Rendah

Peran Perguruan Tinggi Terhadap Riset Masih Rendah

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa perguruan tinggi di Indonesia belum optimal dalam melakukan riset. Padahal, peran perguruan tinggi sangat penting dalam melakukan riset guna memecahkan berbagai permasalahan yang ada. \"Perguruan tinggi di Indonesia masih belum optimal dalam melakukan penelitian. Padahal, perguruan tinggi memiliki tri dharma yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian,\" kata Bambang, Rabu (8/1). Namun di sisi lain, Bambang juga menyadari bahwa ada beberapa faktor yang menegaruhi permasalahan penguatan dan pengembangan riset di Indonesia. Mulai dari kelembagaan akreditasi lemlit, anggaran riset, relevansi dan produktivitas, manajemen riset, hingga sumber daya manusia (SDM). \"Untuk itu, perlu adanya partisipasi dari pihak swasta baik perusahaan maupun BUMN dalam menghadapi permasalahan riset di Indonesia ini,\" ujarnya. Terlebih lagi, kata Bambang, ketika memiliki topik penelitian sudah harus memikirkan apa manfaat yang dapat diberikan pada masyarakat dari penelitian tersebut. \"Karena masyarakat menantikan hasil riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan hasil riset tersebut menjadi hal yang berguna bagi mereka,\" tuturnya. Selain itu, relevansi perguruan tinggi dengan perusahaan dalam melakukan riset juga sangat penting. Sebab, hal tersebut nantinya akan memunculkan berbagai inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar. \"Riset perguruan tinggi harusnya selaras dengan kebutuhan pasar oleh karena itu penting dilakukan kerjasama riset dengan pengusaha atau perusahaan agar hasil riset nantinya memunculkan hasil riset yang dapat dinikmati oleh masyarakat,\" terangnya. Untuk itu, Bambang berharap perguruan tinggi di Indonesua dapat aktif dan fokus pada R&D. Sebab, Menurut Bambang, peran inovasi yakni untuk mensejahterakan masyarakat, memberikan nilai tambah, dan substitusi produk impor. Pemerhati pendidikan, Doni Koesoema menilai bahwa rendahnya produktivitas riset yang dihasilkan oleh Indonesia dikarenakan pendanaan dan kurikulum dasar pendidikan masih tidak mendorong orang untuk menghargai kegiatan riset. \"Faktor lainnya, banyak periset domestik yang kurang percaya diri untuk melakukan penelitian. Padahal, rasa percaya diri ini penting untuk melakukan riset yang tidak sekadar berakhir sebagai publikasi, tetapi sebagai inovasi,\" katanya. Selain itu, rendahnya riset yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh rasio dosen dengan mahasiswa yang tidak ideal di perguruan tinggi. \"Ketimpangan rasio ini membebani peneliti karena mereka harus merangkap sebagai dosen dengan beban administrasi berupa jam pengajaran. Beban mengajar yang tinggi ini pun berdampak pada produktivitas penelitian yang menurun,\" tuturnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: