Perayaan Cap Go Meh Jadi Tontonan Menarik Warga Magelang
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG TENGAH – Perayaan Cap Go Meh atau dua pekan setelah tahun baru Imlek, kembali digelar Kelenteng TTID Liong Hok Bio Kota Magelang, Sabtu (8/2). Jika pada saat Imlek kegiatan yang ditonjolkan adalah sembahyang, maka khusus Cap Go Meh lebih pada aneka pertunjukan seni dan budaya di seputar kelenteng terbesar di Kota Sejuta Bunga itu. Ketua Yayasan Tri Bhakti, Paul Chandra Wesi Aji mengatakan pentas seni ini menampilkan kolaborasi antara budaya Tionghoa dan Jawa. Selain barongsai, turut dimeriahkan pula penampilan kesenian tradisional seperti jatilan, topeng ireng, maupun warok. ”Cap Go Meh ini tidak hanya milik warga keturunan Tionghoa saja, tetapi semua lapisan masyarakat, sehingga memang sudah dinanti-nanti masyarakat untuk menyaksikannya,\" ujarnya. Ia menjelaskan bahwa seperti tahun-tahun lalu, perayaan dipusatkan di area kelenteng. Di kelenteng, warga Tionghoa akan melakukan sembahyang doa bersama dulu. Kemudian kirab pagi hari dengan rute dari kelenteng menuju Jalan Pemuda, Mataram, Sriwijaya, Majapahit, dan kembali ke kelenteng. ”Kirab ini selalu melibatkan banyak elemen di luar lingkungan kelenteng. Di antaranya yang kerap terlibat seperti topeng ireng, warok, dan penampilan kesenian daerah lainnya,” jelasnya. Baca Juga Akmil akan Beri Sanksi Tegas Bagi Taruna Melanggar Pria yang akrab disapa Awe ini menambahkan, khusus barongsai dalam menyusuri rute kirab akan beratraksi mengambil angpao yang terpasang di toko-toko yang berderet di Jalan Pemuda (Pecinan). Aksi para pemain barongsai mengambil angpao ini menjadi pertunjukan menarik sendiri bagi penonton. ”Setiap Cap Go Meh selalu kita libatkan kesenian daerah, khususnya dari kelompok seni yang ada di daerah Gunung Merapi. Di sini kita ingin menunjukkan keberagaman dan kerukunan yang ada di Magelang,” katanya. Selain kirab, kata dia, pihaknya juga akan melangsungkan beragam atraksi kesenian di area kelenteng pada malam hari dimulai pukul 18.00 WIB. Penonton bisa menyaksikan aksi para pemain barongsai dan liong yang biasanya menaklukkan tantangan di atas tiang-tiang tinggi. ”Sebagai puncak acara, kembang api dinyalakan malam hari sebelum kita menutup kegiatan ini dengan sembahyang bersama,” katanya. Dia menyebutkan, Cap Go Meh kali mengambil tema ‘Di Empat Penjuru Dunia Kita adalah Saudara, Bersatulah Untuk Keutuhan NKRI’. Hal ini dimaksudkan jika semuanya bersatu pasti Indonesia akan makmur. \"Kita dengan di empat penjuru dunia bersaudara, jadi bersatu untuk kejayaan Indonesia. Kalau bersatu pasti Indonesia akan jaya,” paparnya. Setidaknya, 15 kesenian tradisional ditampilkan di acara Cap Go Meh untuk menghibur masyarakat. Baik itu penampilan di area kelenteng, hingga saat kirab. \"Ada 15 kelompok termasuk drumband. Kesenian ini antara lain Ribuan Warga Padati Pecinan Tonton Cap Go Meh MAGELANG TENGAH – Perayaan Cap Go Meh atau dua pekan setelah tahun baru Imlek, kembali digelar Kelenteng TTID Liong Hok Bio Kota Magelang, Sabtu (8/2). Jika pada saat Imlek kegiatan yang ditonjolkan adalah sembahyang, maka khusus Cap Go Meh lebih pada aneka pertunjukan seni dan budaya di seputar kelenteng terbesar di Kota Sejuta Bunga itu. Ketua Yayasan Tri Bhakti, Paul Chandra Wesi Aji mengatakan pentas seni ini menampilkan kolaborasi antara budaya Tionghoa dan Jawa. Selain barongsai, turut dimeriahkan pula penampilan kesenian tradisional seperti jatilan, topeng ireng, maupun warok. ”Cap Go Meh ini tidak hanya milik warga keturunan Tionghoa saja, tetapi semua lapisan masyarakat, sehingga memang sudah dinanti-nanti masyarakat untuk menyaksikannya,\" ujarnya. Ia menjelaskan bahwa seperti tahun-tahun lalu, perayaan dipusatkan di area kelenteng. Di kelenteng, warga Tionghoa akan melakukan sembahyang doa bersama dulu. Kemudian kirab pagi hari dengan rute dari kelenteng menuju Jalan Pemuda, Mataram, Sriwijaya, Majapahit, dan kembali ke kelenteng. ”Kirab ini selalu melibatkan banyak elemen di luar lingkungan kelenteng. Di antaranya yang kerap terlibat seperti topeng ireng, warok, dan penampilan kesenian daerah lainnya,” jelasnya. Pria yang akrab disapa Awe ini menambahkan, khusus barongsai dalam menyusuri rute kirab akan beratraksi mengambil angpao yang terpasang di toko-toko yang berderet di Jalan Pemuda (Pecinan). Aksi para pemain barongsai mengambil angpao ini menjadi pertunjukan menarik sendiri bagi penonton. ”Setiap Cap Go Meh selalu kita libatkan kesenian daerah, khususnya dari kelompok seni yang ada di daerah Gunung Merapi. Di sini kita ingin menunjukkan keberagaman dan kerukunan yang ada di Magelang,” katanya. Selain kirab, kata dia, pihaknya juga akan melangsungkan beragam atraksi kesenian di area kelenteng pada malam hari dimulai pukul 18.00 WIB. Penonton bisa menyaksikan aksi para pemain barongsai dan liong yang biasanya menaklukkan tantangan di atas tiang-tiang tinggi. Baca juga Kembali dari Luar Kota, Temukan Istri Tewas di Dapur Rumah ”Sebagai puncak acara, kembang api dinyalakan malam hari sebelum kita menutup kegiatan ini dengan sembahyang bersama,” katanya. Dia menyebutkan, Cap Go Meh kali mengambil tema ‘Di Empat Penjuru Dunia Kita adalah Saudara, Bersatulah Untuk Keutuhan NKRI’. Hal ini dimaksudkan jika semuanya bersatu pasti Indonesia akan makmur. \"Kita dengan di empat penjuru dunia bersaudara, jadi bersatu untuk kejayaan Indonesia. Kalau bersatu pasti Indonesia akan jaya,” paparnya. Setidaknya, 15 kesenian tradisional ditampilkan di acara Cap Go Meh untuk menghibur masyarakat. Baik itu penampilan di area kelenteng, hingga saat kirab. \"Ada 15 kelompok termasuk drumband. Kesenian ini antara lain dolalak, jatilan, dan sebagainya. Ada yang dari Wonosobo, ada dari Parakan, sisanya dari sekitar Magelang,” imbuhnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: