Permadani Wonosobo Buka Kelas Jauh, Wadahi Peminat dari Berbagai Profesi

Permadani Wonosobo Buka Kelas Jauh, Wadahi Peminat dari Berbagai Profesi

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO - Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Wonosobo kini semakin melebarkan sayap dengan membuka kelas jauh sejak angkatan baru dibuka dua bulan lalu. Menurut pengurus sekaligus pengajar pawiyatan Permadani Wonosobo, Supriyanto Widodo, tiap tahunnya peminat peserta kelas belajar Budaya Jawa semakin bertambah. Bahkan pendaftar terakhir untuk kelas yang ada di kota dan diadakan di Arpusda sejumlah 68 orang. Untuk mewadahi minat dari peserta di beberapa kecamatan terluar, pihak Permadani Kabupaten Wonosobo membuka kelas jauh di Kaliwiro. “Di kelas jauh yang baru dibuka di Kaliwiro ada sedikitnya 30 orang. Itu untuk memudahkan teman-teman kita yang berasal dari Kecamatan Kaliwiro, Wadaslintang, dan Kalibawang. Sehingga mereka tidak harus menempuh jarak yang begitu jauh untuk kelas rutin sepekan sekali,” tuturnya sebelum mengisi pawiyatan rutin kemarin (2/1). Baca Juga Polisi Amankan Empat Pelajar di Magelang Bersenjata Celurit Selain jumlah peminat terus bertambah dari sekitar 50 hingga kini 68 pendaftar, dikatakan Supri juga karena meningkatnya permintaan dari dunia sekitar prosesi adat Jawa. Terlebih kini keahlian Pembawa acara atau Pranata Adhicara Jawa menjadi suatu keahlian yang istimewa. Kecakapan berbahasa jawa krama inggil maupun karma halus menjadi suatu materi penting dalam pawiyatan. “Di pawiyatan selain materi-materi kebudayaan, termasuk busana, ada kecakapan berbicara untuk keahlian pranata adhicara dan kebanyakan diminati para pembawa acara atu MC. Mereka memang rata-rata punya basis sebagai seorang MC professional dan ingin menambah ilmu. Lainnya ada juga dari kalangan guru, siswa maupun mahasiswa, pegawai swasta, wirausahawan, bahkan hingga pensiunan,” ungkapnya. Untuk kelas utama selalu dihelat tiap Kamis di aula perpustakaan daerah dan menapaki angkatan pawiyatan ke-18. Sedangkan untuk kelas jauh ada di Soto Mbok Wiro sebagai angkatan ke-19. Meskipun kini mayoritas peserta pawiyatan merupakan kaum laki-laki, dikatakan Supri tidak menjadi hal besar. Mengingat di Wonosobo juga ada Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati yang menjadi pusat studi rias pengantin yang banyak diminati kaum perempuan. Tiap akhir pawiyatan Permadani juga diadakan Wisuda yang biasanya dihelat di Pendapa kabupaten dengan diawali simulasi prosesi pesta pernikahan adat jawa. “Semua organisasi ini juga akhirnya bertemu di banyak upacara adat, di antaranya pesta pernikahan adat Jawa yang kini dihidupkan kembali oleh tren. Nantinya mereka akan menjadi praktisi di masing-masing bidang dan semoga selalu professional dan bisa mengangkat budaya jawa maupun nama Wonosobo,” pungkasnya. Wisuda bisa diikuti para siswa yang mengikuti pendidikan selama enam bulan penuh dengan kualifikasi yang sudah ditentukan dan mereka wajib mengenakan busana adat jawa lengkap. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: