Permintaan Daging dan Sayuran di Wonosobo Menurun
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Sejak adanya aturan pembatasan aktivitas masyarakat Wonosobo, terutama pembatasan jam operasional pasar induk, kontan berimbas pada pola pembeli harian pasar. Menurut Septiani, salah satu pedagang sayur di lapak relokasi, harga sayur sudah mulai turun sejak sekitar dua pekan lalu. Bahkan sayuran tertentu seperti sawi chaisim per ikat hanya di kisaran Rp500 dibanding sebelumnya di harga Rp1.000 hingga Rp1.500. Komoditas lain seperti cabai dari berbagai jenis hingga bawang Bombay juga mengalami penurunan harga. “Kalau sayur justru sedang banyak, melimpah. Tapi pembelinya sedikit sekali. Sudah seperti ini dua minggu terakhir, mungkin akan tutup dulu kalau persediaan dari yang terakhir dipasok sudah habis. Sayuran hijau dan Lombok harganya sedang turun banyak,” ungkapnya, Senin (4/5). Sedangkan permintaan daging selama hampir sebulan terakhir menurut pedagang setempat, Hana, turun hingga 50 persen dibandingkan Maret lalu. Meskipun tidak ada kenaikan harga, konsumen juga cenderung membeli dengan cara pesan antar. Meskipun begitu Hana mengaku akan tetap buka hingga sebelum libur lebaran, mengingat pasokan daging juga masih terus masuk. “Karena daging sapi mayoritas yang dijual di sini berasal dari Wonosobo saja, tetap harus disediakan. Apalagi kondisi sedang seperti ini, penghasilan kami juga sudah turun separo dari hari biasanya. Ini agak tertolong dengan pembeli yang minta diantar. Kebanyakan pemilik usaha warung dan juga masyarakat umum,” katanya. Diungkapkan Hana, biasanya di momentum Ramadan, konsumsi daging warga Wonosobo naik cukup drastis. Bahkan tahun 2019 lalu, pihaknya menyediakan dua kali pasokan dibanding hari biasanya. Itu pun selalu habis, namun kali ini jumlah pembeli turun drastis. “Ini juga mungkin imbas dari berkurangnya penghasilan harian warga. Kalau daging ayam juga hampir sama, malah turun harga. Rata-rata dijual siap masak dan sudah diproses,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: