Persiapkan Panen Tembakau, Petani Perbarui Rak dan Rigen

Persiapkan Panen Tembakau, Petani Perbarui Rak dan Rigen

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Menyambut musim panen tembakau yang diperkirakan jatuh di pertengahan Agustus mendatang, para petani mulai menyiapkan peralatan untuk panen hingga menyimpanan. Di kawasan Desa Reco Kecamatan Kertek, warga mulai terlihat membuat rak sederhana dari bambu untuk media penyimpanan tembakau yang baru saja dipetik untuk dibiarkan matang secara alami. “Untuk ngimbu biasanya harus pakai bambu yang baru, bahkan kita pakai yang masih basah, supaya lembab juga. Maklum di sini udaranya sangat dingin, jadi tembakau sudah secara alami kering meskipun tidak kena matahari langsung. Jadi sebelum dirajang, kami simpan dulu di rak-rak bambu sampai menguning sempurna,” kata Triyanto, salah satu warga, Selasa (4/8). Meskipun tidak semua petani kini mengolah tembakaunya sendiri hingga siap jual dalam keranjang, namun masih banyak warga yang menunggu para pembeli tembakau dengan menyimpan sendiri. Hal itu dinilai lebih menguntungkan daripada dijual langsung usai dipanen atau dalam keadaan hijau. Bahkan dengan kondisi tembakau yang semakin matang, harga jualnya bisa meningkat. “Kalau yang misalnya tadinya per kilo hanya lima ribu atau enam ribu, yang sudah lumayan matang atau kekuningan bisa sampai delapan ribu. Tapi kebanyakan memang jual langsung atau ditebas istilahnya. Karena tidak perlu menyimpan. Ada juga yang diambil untuk garangan, biasanya yang di lereng Sumbing banyak,” katanya. Para petani juga biasanya memulai panen atau miwiti dengan ritual sederhana seperti menyediakan tumpeng untuk disedekahkan maupun dimakan bersama. Tradisi itu terangkum dalam Miwit methik sata yang pernah digelar secara besar ketika hari jadi Wonosobo 2019 lalu. ada juga ritual membersihkan tempat menjemur atau rigen yang lazim diadakan di kawasan perbatasan Wonosobo-Temanggung yakni di Desa Kledung. “Harapannya dengan ritual itu, dari alam juga istilahnya memberikan hasil yang baik dengan kita berdoa pada yang maha kuasa. Harganya baik, baik masih hijau sampai yang kering. Karena beberapa tahun terakhir ini tembakau agak kurang bagus,” ungkapnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: