Pesona Sikarim yang Masih Asri Makin Dikenal Luas
Kini Lebih Mudah Dijangkau Desa Mlandi adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Garung dengan bentang alam yang masih asri dan memiliki udara yang bersih. Desa tersebut berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota Wonosobo dan kerap menjadi jalur alternatif bagi wisatawan Dieng. ERWIN ABDILLAH, Garung SELAMA INI, Kecamatan Garung lebih banyak dikenal dengan Telaga Menjer yang dekat dengan PLTA Garung. Namun, atraksi alam berupa air terjun yang sangat indah kini semakin dikenal oleh wisatawan dan oleh warga lokal dinamai Sikarim. Perjalanan menuju air terjun Sikarim yang bejarak 19 kilometer dari Alun-alun Wonosobo bisa ditempuh dengan jalur yang sama untuk menuju Telaga Menjer. Namun, pada persimpangan pertama pengunjung harus memilih jalur Mlandi dan Sirangkel. Jalanan yang berkelok serta pemandangan hamparan lahan pertanian yang dihiasi beragam sayuran yang menyegarkan mata. Hamparan tanaman labu siam, kubis, daun bawang, dan berbagai tanaman menghiasi tanah berbukit menuju dataran tinggi yang bisa membuat kita bisa menikmati pemandangan Wonosobo dan sebagian wilayah Banjarnegara. Curug Sikarim yang berada diantara Gunung Bismo dan Gunung Rogojembangan menjadi salah satu keindahan yang bisa dilihat dari jalur itu. Setelah sampai parkiran Curug Sikarim, mata dan pikiran kita akan dimanjakan dengan suasana dan pemandangan indah yang tidak terperi. Udara yang sejuk dan air terjun yang indah siap mengobati lelah di perjalanan. Mata air Sikarim berasal dari kelompok Gunung Pakuwaja – Sikunir. Bahkan air yang mengalir di Sikarim juga menjadi jalur air dari Telaga Cebong di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar. “Jalan menuju Sikarim kini sudah beraspal dan bisa dilalui sepeda motor dan mobil, dan bisa tembus hingga Sembungan Dieng, namun untuk menjangkau Sembungan, karena beberapa bagian belum dibangun sempurna dibutuhkan kendaraan off road,” tutur Relawan Jalan Dieng M Ali. Wilayah tersebut cukup istimewa karena terdapat dua air terjun dari dua mata air yang berbeda. Dekat dengan lokasi Sikarim, di sebelah kiri jalan terdapat air terjun Sikongkong yang lebih tinggi dengan debit air lebih sedikit sehingga kurang dikenal. Di sana terdapat juga perkebunan carica dan kentang yang tampak seperti rumah karena berbentuk tenda-tenda plastik. Ali yang juga satu pengelola wisata Sikarim menyebut bahwa selepas pukul 14.00 WIB hawa sangat sejuk karena kabut sudah mulai turun menyelimuti perbukitan. Suasana siang hari di kawasan itu terasa seperti pagi hari dengan awan yang kerap menghampar di sisi bukit dan jalan yang baru dibangun sekitar setahun lalu. “Sekarang curug ini sudah mulai dikelola dengan baik, ada tiket masuk Rp 5.000 dan di bawah sudah ada warung-warung makanan dan kopi. Sehingga, untuk para pengunjung yang datang tidak usah khawatir jika ingin beristirahat dan ngopi-ngopi,” tuturnya. Bahkan persiapan untuk menjamu pengunjung disebut Ali semakin mantap dengan adanya jasa ojek yang disediakan warga desa setempat. Sementara itu, fasilitas lain yang tengah disiapkan berupa musala dan rest area yang bisa melindungi dari hujan, meski sudah ada beberapa peneduh berupa gazebo semi permanen. “Di akhir pekan pengunjungnya sekarang sudah cukup banyak, mungkin sampai angka ribuan di musim libur. Beda dengan tahun 2015 dulu yang bisa dihitung dengan jari. Harapan waga pengunjung bisa tetap menjaga keasrian alam dan kebersihan. Warga juga kerap menyediakan kuliner lokal hingga kentang yang bisa dibeli dengan harga terjangkau. Hanya kami sarankan untuk ke Sikarim jangan lewat atas dan lebih mudah lewat Mlandi atau arah Wonosobo,” pungkasnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: