Petani Diimbau Jaga Kemurnian Tembakau
MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Pemerintah Kabupaten Temanggung meminta masyarakat khususnya petani tembakau untuk menjaga kualitas tembakau dengan cara menjaga kemurnian lokal asli Temanggung. Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, kualitas tembakau asli Temangung wajib dipertahankan, jika ingin kejayaan petani tembakau di tahun 1970 hingga 1980 an kembali terulang. “Di era 70an memang tembakau Temanggung sangat berjaya, dan itu karena tembakau Temanggung masih murni dan kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan,” kata Bupati, kemarin. Dalam beberapa tahun terakhir kualitas tembakau Temanggung semakin menurun, sebab kemurnian tembakau asli Temanggung sudah dipertanyakan. Tidak sedikit petani yang mencampur tembakau dengan tembakau dari luar daerah. Bahkan lanjut Bupati, dalam prosesnya petani juga mencampur tembakau dengan bahan, seperti gula dan beberapa lainnya. Tindakan petani yang seperti ini sudah sangat jelas mengurangi kualitas tembakau asli Temanggung. Oleh karena itu Bupati mengajak, semua pihak dalam dunia pertembakaun di Temanggung, bersama pemerintah daerah, kembali ke trek yang lurus. Sebagai upaya mengulang kembali kejayaan tembakau Temanggung pada era 1970-an hingga 1980-an. \"Mari sama-sama punya niat dan tekad memurnikan tembakau Temanggung. Karena selama ini banyak tembakau Temanggung yang dicampur-campur dengan tembakau dari daerah lain. Pun juga, dicampur dengan macam-macam bahan lain, semisal gula,” ucapnya. Menurutnya, dengan kembali pada trek yang lurus, kepentingan semua pihak terkait dalam pertembakauan akan terlindungi. “Kita ingin kepentingan petani terwujud, kepentingan pedagang, grader, industri terwujud. Tak yang saling dikalahkan,” katanya. Sementara itu terpisah Agus Haryanto (39) salah satu petani di Kecamatan Kledung menuturkan, sudah tiga kali musim tanam ini dirinya sudah berusaha mempertahankan kemurnian tembakau dengan menanam benih tembakau kemloko. Benih ini katanya, merupakan benih tembakau asli Temanggung yang sudah dikembangkan oleh pemerintah. Mayoritas petani tembakau di lereng gunung Sindoro saat ini sudah kembali menanam benih kemloko. “Baik kemloko satu, dua, tiga hingga kemloko 4, sudah ditanam sejak tiga tahun lalu,” tuturnya. Namun lanjutnya, saat panen raya tiba, petani tidak bisa berkutik manakala pabrikan sudah membeli tembakau dengan harga yang jauh dibawah harapan petani. “Ini yang menjadi persoalan, setiap panen raya harga tidak pernah bisa stabil,” ujarnya. Apalagi lanjutnya, pada panen raya 2018 lalu, selain kualitas tembakau dari petani sudah bagus dan cuaca saat panen raya juga sangat mendukung, namun harga tembakau tidak sesuai dengan kualitas dan harapan petani. “Biasanya diakhir panen raya itu kan menjadi harapan petani, kualitas tembakaunya sudah terbaik, didukung dengan cuaca yang bagus, tapi harganya anjlok. Tahun 2018 kemarin tembakau saya dengan grade F hanya di beli Rp80 ribu saja,” keluhnya. Ia berharap, kondisi seperti itu tidak terulang lagi di panen raya 2019 ini, pabrikan bisa membeli tembakau sesuai dengan kualitasnya. Sehingga petani tidak merasa dirugikan diakhir panen raya. “Perlu campur tangan pemerintah, harga harus benar-benar sesuai dengan kualitas tembakau. Tidak ada alasan lainnya,” pintanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: