Petani Wonosobo Masih Optimis Tanam Tembakau

Petani Wonosobo Masih Optimis Tanam Tembakau

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Para pemilik usaha pembibitan khususnya tembakau di kawasan Garung, Kejajar, dan Dieng tengah memanen untung.  Meskipun tidak sebesar tahun lalu, namun beberapa pemilik usaha mengaku optimis dengan kondisi tahun ini. Pasalnya meskipun didera kondisi pandemi yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, para petani sudah memesan bibit dalam jumlah yang cukup besar. Para pemesan diungkapkan salah satu pembibit, Sunar Widodo, mayoritas berasal dari Wonosobo, Temanggung, hingga Banjarnegara. “Modal untuk pembibitan tembakau biasanya lebih sedikit karena dari bijinya kita adakan sendiri. Kecuali kalau ada permintaan jenis khusus biasanya kita ambil dari pembibit lain. Kadang ada yang dari temanggung nitip ke sini dan kami juga sebaliknya. Tahun ini masih lumayan, ya setidaknya 70 persen mendekati tahun lalu,” katanya, Jumat (29/5) Baca juga Balon Siap Terbang Disita dari Berbagai Kecamatan di Wonosobo Diungkapkan Sunar, beberapa hal penting termasuk musim dan kondisi lahan atau tanah harus benar-benar diperhatikan. Meskipun hujan masih cukup intens, namun bisa disiasati dengan dibuat penghalang berbahan plastik, sekaligus untuk menjaga kelembaban udara. “Dari sekitar empat lokasi pembibitan saya buat rumah kaca selain tembakau saya masih budidaya yang lain seperti bibit cabe, sawi, kubis, dan  untuk tembakau ada lebih dari 15.000 bibit siap jual tiap hari,” katanya. Biasanya dalam dua pekan, Sunar bisa menjual sebanyak 40.000 bibit dengan sisanya untuk ditanam sendiri dengan harga bervariasi sesuai dengan usianya. Umumnya para petani tembakau memulai masa tanam setelah selesai memanen kentang, sayur, maupun bawang. Ada juga yang memadukan tanam tembakau dan bawang merah di beberapa wilayah. Seperti yang dilakukan Kusni, petani asal Kertek yang memesan bibit tembakau sekaligus daun bawang. “Yang paling banyak dicari bibit tembakau asal desa Tieng meskipun sekarang yang ada sudah banyak campuran. Kalau di tahun 90-an, biasanya pembeli membawa sendiri kendaraan mereka. Sekarang sudah bisa diantar sampai ke lahan, cukup pesan lewat WA saja atau telepon langsung. Kenaikan bibit tidak banyak hanya 20 rupiah, kalau dikalikan 1000 masih wajar. Cuaca tahun ini sepertinya bagus dan mungkin bisa panen oncang dulu sebelum tembakau,” katanya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: