Poduksi Tembakau Turun 50 Persen
Temanggung- Produksi tembakau pada musim panen raya tahun 2019 ini turun hingga 50 persen. Penurunan ini lantaran musim kemarau tahun ini datang lebih awal jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Secara menyeluruh se Kabupaten Temanggung penurunan produksi tembakau tahun ini mencapai kurang lebih 50 persen,” kata Agus Setyawan petani sekaligus Kepala Desa Campurejo Kecamatan Tretep, kemarin. Ia merinci, jika dihitung per daerah, daerah lereng Gunung Sumbing mengalami penurunan paling parah yakni mencapai 70 persen. Kemudian disusul lereng Gunung Sindoro yang mencapai angka kurang lebih 50 persen. Dan terakhir produksi tembakau di lereng Gunung Perahu yang hanya sekitar 30 persen saja. Menurutnya, penurunan produksi tembakau tahun ini disebabkan karena musim kemarau tahun ini datang lebih awal. Pada bulan April lalu hujan sudah tidak lagi turun, padahal saat itu baru sebagian kecil petani tembakau yang sudah menanam tembakau. Dia mengungkapkan, petani yang paling awal tanam tembakau yakni petani di lereng Gunung Perahu. Di awal Febuari petani di daerah tersebut sudah mulai menanam tembakau, sehingga dampak dari awalnya musim kemarau tidak begitu terasa. “Memang lebih beruntung petani di lereng Gunung Perahu, setiap tahunnya pasti menanam lebih awal, kemudian disusul petani di daerah lereng Sindoro dan paling terakhir yakni petani di lereng Gunung Sumbing,” terangnya. Dikatakan, jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, musim kemarau tahun ini memang datangnya paling awal. Tahun 2018 lalu musim kemarau datang sekitar bulan Juni, bahkan dibulan Juli masih ada sesekali hujan. “Kalau tahun ini sama sekali tidak ada hujan, terakhir hujan bulan April itu, pertumbuhan tembakau menjadi sangat terganggu,” terangnya. Terkait dengan kualitas tembakau sendiri lanjut Agus, tahun ini memang kualitas tembakau relatif lebih baik. Hanya saja harapan petani untuk mendapatkan harga terbagus dari tembakau belum tercapai. Sebab katanya, meskipun kualitas tembakau cukup bagus, namun persaingan perdagangan tembakau rajangan kering sama sekali tidak ada. Kondisi ini menyebabkan harga jual tembakau di panen raya tahun ini tidak beranjak naik. “Biasanya setiap musim panen raya ini setidaknya ada dua pabrikan rokok kretek yang melakukan pembelian, tapi sekarang hanya satu pabrikan saja yang pembeliannya kenceng. Jadi tidak ada persaingan dagang yang kuat,” katanya. Terkait harga, saat ini tembakau rajangan kering tertinggi hanya Rp110.000 per kilogram. Harga tersebut untuk tembakau dengan kualitas grade E. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: