Produksi Genteng dan Batu Bata di Temanggung Merosot

Produksi Genteng dan Batu Bata di Temanggung Merosot

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Para perajin genteng dan batu bata di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Temanggung mengeluhkan cuaca saat ini. Pasalnya jika pada musim hujan seperti ini, produksi genteng dan batu bata menjadi menurun, rata-rata sekitar 30 persen. Salah seorang pengrajin, Aryanah (30), mengatakan, produksi genteng dan batu bata terjadi penurunan sejak dua bulan terakhir. Sementara penurunan permintaan terjadi pada tiga pekan hingga sekarang saat memasuki musim hujan. \"Peningkatan permintaan sehabis musim tembakau kemarin, namun semenjak memasuki musim hujan jarang yang memesan batu bata,\" tuturnya. Penurunan tersebut, lanjut Aryanah, di karenakan saat musim penghujan seperti ini aktivitas pembangunan rumah dan yang lainnya berkurang, selain itu pada saat menjemur genteng maupun batu bata membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari belum tentu kering. \"Paling cepat dua hari, tidak seperti pada musim panas dalam satu hari saja sudah kering,\" terangnya. Meski produksinya menurun, saat ini tanah liat sebagai bahan baku genteng dan batu bata sulit didapatkan. Tanah-tanah di sekitar mereka dinilai sudah kurang produktif dan membuat para perajin terpaksa mendatangkan tanah liat dari luar daerah. \"Kalau yang tidak punya lahan, terpaksa harus beli tanah,” kata Sumadi, (56), perajin lainnya. Penyedia bahan baku menaikkan harga dari Rp110 ribu menjadi Rp130 ribu per muatan menggunakan kendaraan bak terbuka. Satu kali muatan bisa menghasilkan 1.100 buah genting. \"Harga kayu juga naik dari Rp500 ribu menjadi Rp600 ribu per muatan dengan menggunakan bak terbuka seperti colt,\" katanya. Disampaikan perajin belum lama ini menaikkan harga genting dari Rp800 per genteng menjadi Rp900. Sedangkan untuk batu bata masih tetap sama. Kenaikkan harga tidak berpengaruh pada permintaan, karena memang secara umum harga genting naik. Selama ini tambahnya, Tegowanuh terkenal sebagai daerah sentra pembuatan genteng di Temanggung. Tidak kurang dari 200 KK menjadi perajin. Genteng dari daerah ini disebut juga Soka Tegowanuh adalah genteng ulet dan tahan lama serta halus. Selain dijual di lokal Temanggung, pemasarannya adalah beberapa daerah seperti Magelang dan Wonosobo. \"Kalau pemasaran memang sudah cukup jauh, namun saat ini kendalanya cuaca. Biasa kalau musim hujan seperti ini permintaan pasti turun, dengan demikian harganya juga turun,\" keluhnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: