Promosikan Hasil Ekonomi Kreatif, Pemkab Wonosobo Suguhkan Mall, Cek Lokasinya

Promosikan Hasil Ekonomi Kreatif, Pemkab Wonosobo Suguhkan Mall, Cek Lokasinya

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo akan mendirikan Mall Ekonomi Kreatif di Gerbang Mandala Wisata, kompleks Terminal Induk Wonosobo. Mall tersebut akan menjadi pusat promosi hasil ekonomi kreatif serta menjawab kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke kabupaten di pegunungan ini. “Gerbang Mandala Wisata sudah lama vakum, selam dua tahun ini. Untuk mengoperasionalkan itu butuh semngata baru dan segar, tujuannya untuk mengelola wisatawan. Maka, apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka kita penuhi,” ungkap Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo, kemarin. Menurutnya, beberapa kebutuhan yang diharapkan oleh wisatawan saat berkunjung ke Wonosobo diantaranya ada tempat oleh-oleh, kuliner, toilet, merchandis yang mudah diakses. “Keberadaan mall ekraf, ini arahnya kesana serta diatur dalam pola manajemen satu atap yang modern. Kita sediakan tempat untuk pelaku UMKM serta fasilitasi untuk memasarkan,” katanya. Pola tersebut sebelumnya tidak dilakukan, namun dari hasil riset, aset yang milik pemkab lebih banyak disewakan kios-kios, dengan model perkotak satu orang, sehingga banyak pihak kemungkinan tidak terfasilitasi “Sehingga kita ubah manajemen, produk harus layak, dari berbagai sisi. Kalau belum layak akan diarahkan ke program inkubasi atau pendampingan,” katanya. Dijelaskan Mall Ekonomi Kreatif akan menjadi lokasi penjualan dan show room bagi produk lokal, dengan mengambil tempat di kompleks Gerbang Mandala Wisata akan didorong menjadi pusat ekonomi kreatif. Kedepan Disparbud tidak hanya kuliner, oleh oleh dan merchanides, tapi juga akan mendorong 17 subsektor ekraf untuk dikembangkan di kawasan tersebut. Salah satunya membuat studio untuk para contain kreattor. “Jadi ekraf ini ada 17 subsektor, selain kuliner ada sektor-sektor lain termasuk kontain kreator, kita akan menfasilitasi, itu di gedung sebelah barat. Sebab, untuk membuat studio itu tidak murah, nanti untuk manajeman diserahkan kepada Komite Ekonomi Kreatif ( KEK). Semua komunitas diajak, ramaikan Wonosobo, layanai wisatawan,” terangnya. Peluang untuk membuka Mall Ekonomi Kreatif juga didasarkan pada hasil riset yang dilakukan pada bulan November 2021, dimana menilai struktur belanja atau kebutuhan wisatawan yang harus dipenuhi. Dari hasil riset tersebut, untuk wisatawan yang tidak menginap belanja mereka didominasi oleh pembelian oleh-oleh dan merchandise. Sedangkan untuk wisatawan yang meninginap nomor satu akomodasi dan kedua baru pembelian oleh oleh. “Jadi dari hasil riset itu, kemudian kita memacu pendirian Mall Ekonomi Kreatif, yang diawali dengan penataan terahdap penjualan oleh-oleh dan kuliner. Wisata di Wonosobo mendorong tiga hal sekaligus, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor jasa,” katanya. Sementara itu, Kasi Ekraf Disparbud Wonosobo Astin Umariyah mengatakan mall ekraf akan dibuka di Gerbang Mandala Wisata. Mall tersebut akan menampilkan produk-produk ekraf, namun dalam tahap awal, baru makanan minuman dan sovenir, ada fashion, kraf dan kuliner. “Sebenarnya untuk memenuhi atau menfasilitas oleh-oleh, ada show room, ada tempat yang terpusat. Selama ini ada fasilitas deskrnanda, tapi manajemen kurang maksimal, maka kita hadir dengan manajeman yang lebih tertata dan moderen,” katanya. Menurutnya, untuk memulai langkah tersebut, pihaknya telah mengmupulkan komunitas pelaku UMKM termasuk Paguyuban BUMDes Wonosobo untuk berpartisipasi dalam mall dengan pola kemitraan. “Kita kumpulkan forum-forum UMKM di Wonosobo, ada banya komunitas termasuk Paguyuban BUMDes Wonosobo. Kemitraan yang akan dibangun bukan personal tapi kelompok. Mereka akan berparitisapis, dan mereka akan titip barang, seminggu sekali bisa diambil,” katanya. Semua kegiatan dalam Mall Ekonomi Kreatif akan diatur dalam satu manajeman, dimana ada proses penilaian dan pemetaan terhadap produk yang akan dipasarkan di mall tersebut, seperti kelayaan produk, masa kadaluarsa , retur barang hingga pola pembagian keuntungan. “Yang akan mengatur adalah manajamen, polanya hampir seperti pasar modern, yang sudah siap terlibat dari BUMDes, mereka sudah menyiapkan 24 jenis produk. Selain itu ada komunitas Persatuan Wirausaha Wonosobo, juga akan berparitispasi memasang barang dan semuanya dalam bentuk kemitraan,” terangnya. Astin juga menambhakna dari pendataan dan pemetaan produk yang akan dilakukan nanti akan memberikan peluang yang luas bagi produk yang sudah memiliki perijinan, kualitas produk bisa dipertanggunjawabkan. Sedangkan untuk produk yang dinilai belum memiliki syarat, tidak ditolak, namun akan dilakukan pembinaan melalui pola inkubasi. “Kita berharap muncul data di sini, sehingga bisa dipakai bersama oleh pihak terkait. Sebab, selama ini kan pemetaan terahdap pelaku yang stagnan dan naik kelas agak kesulitan,” katanya. Untuk pengelolaan manajemen Mall Ekonomi Kreatif akan dipegang oleh Koperasi Oemah Wisata. Koperas milik pelaku wisata itu multipihak. Sehingga diharapkan tidak ada kelompok yang memonopoli. “Kita pilih koperasi agar ada semangat untuk mengelola dengan baik, karena ada keuntungan. Biro wisata yang memasukkan kesitu akan mendapktan fee lebih banyak. Dari pihak manajeman. Apalagi dia anggota korperasi. Ini bisa menjadi salah satu cara agar Gerbang Mandala Wisata dan Mall Ekonomi Kreatif akan semakin ramai,” pungkasnya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: