Ratusan Siswa SMA Ikuti Lawatan Sejarah
WONOSOBO – Ratusan siswa SMA se-Wonosobo mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Lokal di komplek candi Arjuna dan Museum Kailasa, Dieng, Sabtu (14/9). Kegiatan itu diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA Kabupaten Wonosobo atas fasilitasi dari Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Agenda lawatan itu adalah rangkaian kegiatan Eksebisi Situs Sejarah Lokal yang sudah diawali pelatihan penulisan sejarah lokal pada Sabtu (31/8). Acara itu akan dilanjutkan lomba esay sejarah untuk siswa SMA sederajat usai lawatan. “Para peserta yang sekolahnya mengkaji sejarah Candi Arjuna dipandu Kepala UPT Dieng. Mereka mengelilingi Candi Arjuna, kemudian melihat koleksi benda-benda cagar budaya yang ada di museum Kailasa Dieng,” ungkap Ketua MGMP Sejarah SMA Kabupaten Wonosobo Sugiono. Sugiono juga menyebut, dengan mengikuti lawatan itu, para peserta ditantang untuk mengeksplorasi langsung temuan benda arkeologi sekaligus sejarah penemuannya untuk bahan membuat esay sejarah yang dilombakan. \"Mereka sebelumnya sudah mengikuti pelatihan penulisan, dan setelah lawatan ini mereka diharuskan membuat esay yang kita kompetisikan,\" jelas Sugiono. Adanya lomba itu diharapkan mendorong peserta memiliki kemampuan untuk menuliskan gagasan mengenai sejarah dan mengasah kepekaan mereka tentang sejarah. Selain melihat langsung komplek candi, para peserta juga diajak melihat pemugaran candi yang ada sekaligus riwayat penggaliannya. Bahkan berbagai hal terkait sisi geologi dieng juga dibedah. \"Kita ajak para siswa ke objek sejarah Dieng agar mereka memiliki referensi yang memadai mengenai bagaimana cara melakukan observasi lapangan dalam penelitian sejarah. Nantinya mereka diminta menggali sejarah lokal di seantero Wonosobo,\" imbuh Sugiono. Salah satu peserta lawatan asal SMAN 2 Wonosobo, Risma Wulandari mengaku sangat antusias dengan kegiatan itu. Menurutnya, melihat langsung situs sekaligus mendengar penurutannya dari arkeolog membuatnya mampu memahami bagaimana latar belakang kisah dari setiap temuan. “Wawasan kita jadi lebih luas, karena kita dapat melihat aneka sudut pandang sejarah. Misalnya tentang Dieng, sebenarnya tidak hanya melulu tentang candi, tapi bisa saja kita mengkaji dari sejarah ekonomi, teknologi bangunan candi dan juga aspek sejarah sosial. Ini sangat mendukung sisi keilmuan kita sebelum menyusun esay,\" ungkap Risma. Sementara itu, Ketua UPT Dieng Aryadi Darwanto menyebut kunjungan seperti agenda Eksebisi itu harus lebih banyak diadakan. Menurutnya siswa kepedulian generasi muda dengan sejarah Dieng yang milik bersama antara Banjarnegara dan Wonosobo bahkan milik Indonesia dan dunia patut jadi hal yang terus diekspose para pelajar. (adv/win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: