Sejumlah RS Tutup Layanan Rawat Inap

Sejumlah RS Tutup Layanan Rawat Inap

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Eskalasi wabah Virus Corona di Indonesia telah memaksa sejumlah rumah sakit menutup layanan rawat inap bagi pasien di luar Covid-19. Sejalan dengan bertambahnya pasien Positif Covid-19 yang mencapai 172 orang. Pada kondisi ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) mematangkan kesiapan fasilitas kesehatan sejalan dengan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota. Warning yang disampaikan Kemenkes ini pun sejalan dengan Keputusan Presiden yang telah menetapkan Gugus Tugas penanganan Covid-19 untuk meredam wahab yang terus menimbulkan korban terinfeksi, hingga keresahan masyarakat setelah diberlakukan isolasi diri dengan beraktivitas di rumah. ”Kami telah memberikan arahan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19. Tanpa bosan mengingatkan pemerintah daerah, salah satunya menginstuksikan kesiapan fasilitas sejalan dengan instruksi Presiden. Bahkan proyeksi untuk kebutuhan bagi pasien yang menderita Covid-19, ditangung pemerintah dalam hal ini Kemenkes,” terang Menkes Terawan, di Jakarta, Selasa (17/3). Baca Juga Ganjar: Corona Gampang Tersebar di Pasar Tradisional Instruksi yang dilayangkan Menkes, sebenarnya sudah berjalan dalam menghadapi wabah global yang terus meningkat. Ini dilihat dari pantauan yang dilakukan Fajar Indonesia Network (FIN) di lapangan. RSPI Sulianto Saroso salah satu contohnya. Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit rujukan utama pemerintah untuk mengisolasi pasien virus corona. Ada 11 ruang isolasi yang disiapkan. Rencananya, RSPI bakal menambah 15 ruang isolasi lagi. Nah dari pemantauan Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso hingga Selasa (17/3) telah menerima pasien 1.134 orang yang meminta diperiksa terkait virus corona. Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianto Saroso, Dyani Kusumo Wardani menjelaskan pos pemantauan khusus Corona itu telah dibuka di RSPI sejak Januari lalu sebagai tempat bagi masyarakat yang merasa mengalami gejala COVID-19 seperti batuk, demam, dan sesak napas untuk kemudian diperiksa kesehatannya lebih lanjut. Meski jumlah pasien melonjak, Dyani mengatakan pos pemantauan di RSPI masih dibuka tetapi pelayanannya tidak dibuka 24 jam dan hanya sampai pukul 21.00 WIB. Namun apabila ada pasien yang menunjukkan gejala yang sudah cukup parah dan membutuhkan penanganan segera, ia memastikan pihak rumah sakit akan tetap menerima pasien tersebut untuk diperiksa. ”Sejak Covid-19 merebak di Indonesia, RSPI Sulianto Saroso telah menangani total 50 kasus, dengan rincian 12 pasien positif, tiga pasien meninggal, dan 35 Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” ungkapnya. Sementara itu, data yang diterima hingga Selasa (17/3) terjadi penambahan jumlah pasien positif Covid-19. Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menyebut total jumlah pasien positif Covid-19 hingga hari ini mencapai 172 orang. Artinya pasien positif Covid-19 bertambah 38 orang. Yurianto menjelaskan penambahan kasus tersebut diterimanya pada malam hari Minggu (15/3) sebanyak 12 kasus, dan Senin (16/3) sebanyak 20 orang, serta ditambah enam orang dari hasil pemeriksaan Universitas Airlangga. ”Ya, total saat ini ada 172 kasus,\\\'” katanya pada Konferensi Pers di Gedung BNPB. Penambahan pasien positif Covid-19 tersebut kebanyakan dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kepulauan Riau. Yurianto juga menyebut jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal adalah lima orang. Tidak ada penambahan jumlah pasien meninggal hingga saat ini. ”Penambahan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak adalah dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau. Secara umum kondisi 172 pasien sudah membaik,” imbuhnya. Dari 172 pasien itu, sembilan di antaranya dinyatakan sembuh dan masih ada beberapa orang lagi yang akan dilakukan pemeriksaan kedua. ”pasien yang sudah kami lakukan pemeriksaan di awal sudah ada 9 orang yang dinyatakan sembuh dan bisa pulang, dan masih ada beberapa orang lagi yang harus dilakukan pemeriksaan kedua,” jelas Yurianto. ”Pemeriksaan pertama yang dilaksanakan hari ini dan kemarin sudah negatif maka tinggal menunggu interval dua hari lagi untuk kami laksanakan pemeriksaan. Apabila ini negatif juga maka sudah bisa dipulangkan,” jelas Terpisah, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengajak pemerintah daerah untuk melakukan pengendalian penularan Covid-19 tanpa membuat kepanikan di tengah masyarakat. ”Kita memahami bahwa Covid-19 ini sebetulnya menimbulkan dampak kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan virus yang lainnya, kita tidak ingin kemudian isu yang muncul ke publik membuat panik sehingga akhirnya muncul dampak lain selain masalah virus itu sendiri, termasuk masalah ekonomi, dan lain-lain,” papar Mendagri usai bertemu langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balaikota DKI Jakarta, kemarin (17/3). Tanpa bermaksud meremehkan virus yang tengah menjadi pandemi itu, Mendagri menilai, Covid-19 dapat diantisipasi dan dilakukan langkah mitigasi untuk penanganan dan penularannya. ”Meskipun sekali lagi tingkat kematian Covid-19 ini relatif rendah, banyak case menunjukkan bahwa banyak yang sembuh, mereka memiliki daya tahan tubuh yang kuat, namun tentunya kita juga berkewajiban mencegah terjadinya penularan, oleh karena itu kita diskusikan bagaimana untuk membendung penularan,” jelasnya. Mengutip berbagai sumber termasuk Statment Ketua Ikatan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto menyebutkan bahwa Case fatality rate atau angka kematian COVID-19 lebih kecil dibanding SARS dan MERS. Agus juga menjabarkan mortalitas pembanding antara ketiga virus tersebut. SARS memiliki risiko kematian sebesar 10%, MERS sebesar 40%, sementara COVID-19 hanya sebesar 2% hingga 3%. ”Saya mengajak semua pihak untuk optimis melakukan penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 dengan melakukan tindakan preventif hingga mitigasi yang tepat,” pungkasnya. (tim/fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: