Selama 3 Hari Pemkot Magelang Gelar OP Minyak Goreng Seharga Rp13.500
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM– Selama tiga hari mulai Selasa (22/2) hingga Kamis (24/2), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang bakal menggelar operasi pasar (OP) minyak goreng kemasan di tiga kecamatan. Minyak tersebut dijual dengan harga per liter sebesar Rp13.500 untuk kategori kemasan dan Rp11.500 ribu untuk curah. Kepala Disperindag Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan pihaknya mendapat kuota sebanyak 4.000 liter dari Pemprov Jawa Tengah. Saat ini, ribuan liter minyak tersebut disiapkan untuk didistribusikan ke 17 kelurahan dan lima pasar tradisional. “Teknisnya besok (hari ini) langsung kita salurkan ke wilayah masing-masing kecamatan. Tapi untuk gelar operasi pasar minyak goreng ini kita buat jadwal tertentu,” kata Catur, Selasa (21/2). Rencananya, operasi pasar minyak akan dilaksanakan di Magelang Selatan, pada Selasa (22/2). Kemudian Magelang Tengah, Rabu (23/2), dan Magelang Utara pada Kamis (24/2) mendatang. “Selain di kecamatan dan kelurahan, kami juga akan menggelar operasi minyak di Pasar Rejowinangun, Pasar Kebonpolo, Pasar Cacaban, Pasar Gotong Royong, dan Pasar Sido Mukti,” jelasnya. Minyak goreng kemasan operasi pasar tersebut dijual dengan harga Rp13.500 per liternya. Sistem penjualan akan ditangani masing-masing kelurahan. “Masyarakat yang mendapatkan minyak murah ini disyaratkan satu KK 1 liter. Sengaja memang dibatasi, agar semua masyarakat menerima bantuan subsidi pemerintah,” tuturnya. Pihaknya juga segera melakukan operasi pasar minyak goreng curah. Adapun kuota minyak goreng curah yang diterimanya sebanyak 10.000 liter atau dua tangki. Minyak goreng curah tersebut akan didistribusikan di pasar, tiap-tiap orang dapat membeli maksimal 20 liter dengan harga per liternya Rp11.500. Namun informasi operasi pasar tak sepenuhnya mendapat apresiasi positif masyarakat. Terutama para perajin tahu bulat di Kampung Trunan, Tidar Selatan, Magelang Selatan. Salah satunya Danang Santoso (38). Ia merasa subsidi itu hanya ditujukan kepada masyarakat umum. Sedangkan usahanya masih kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga normal. “Mau nggak mau modal untuk produksi jadi bertambah. Kami harus mengatur strategi lagi, supaya pendapatan stabil,\" katanya. Adanya pembatasan harga minyak murah membuat usahanya terpaksa membeli minyak goreng seharga Rp21.000 per liter. “Hanya bisa beli minyak yang harganya mahal. Karena kalau beli banyak, tidak bisa yang Rp14.000 itu,” ujarnya. Dia berharap, setelah adanya operasi pasar, para pelaku usaha pun mendapatkan subsidi. Dengan begitu, ongkos produksi bisa ditekan, dan laba yang didapat normal kembali. “Apalagi sebentar lagi Lebaran. Saya harap, dari pemerintah ada solusi soal harga minyak ini,” pungkasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: