Selamatkan Petani Sayur
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO - Anjloknya harga pertanian berdampak serius terhadap keberlangsungan usaha pertanian di Wonosobo. Harga sejumlah sayuran bahkan terjun bebas ke titik terendah, jauh lebih murah tarif parkir sepeda motor atau tarif toilet. Terait hal tersebut, pihak pemerintahan desa meminta adanya campur tangan dari pemerintah untuk menyelamtakan sektor pertanian sebagai basis andalan perekonomian warga di kawasan pegunungan ini. “Kita minta adanya campur tangan pemerintah daerah untuk membantu petani, harga sayuran hancur, petani menderita, perekonomian bisa semakin terpuruk,” ungkap Kades Lamuk Kalikajar, Zainur Rosyidi. Menurutnya, mayoritas penduduk di pedesaan masih mengandalkan sektor pertanian sebagai pendapatan utama perekonomian keluarga. Jika harga sayuran anjlok hingga titik terendah, maka tingkat kemiskinan warga akan semakin meningkat. Baca Juga Langgar Jam Malam, Puluhan Pemilik Usaha Diminta Taat “Harga sayuran Rp200, sungguh ironi. Nutup modal operasional saja tidak, jelas kondisi ini akan semakin menyulitkan. Apalagi di tengah situasi pandemi covid 19,” terangnya. Masyarakat enggan memanen hasil kebun mereka dikarenakan hasil penjualan belum bisa menutup ongkos petik saja. Belum termasuk bibit dan biaya perawatan, pihaknya berharap, ada campur tangan dari pihak pemerintah daerah untuk setidaknya menstabilkan harga sayuran di pasaran sehingga petani tidak terus menerus menderita kerugian. Sementara itu, Kepolisian Resort Wonosobo terus menggelar program seribu daun sebagai wujud kepedulian untuk membantu petani sayuran, program tersebut memborong sayuran milik petani, dipanen sendiri kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Kasat Sabhara AKP Agus Priyono, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Seribu Daun yang dicanangkan Polres Wonosobo dalam rangka antisipasi pandemi Covid-19. Selain itu, program ini juga merupakan wujud kepedulian Polres Wonosobo kepada petani utamanya sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam. Yang mana mengalami kerugian yang sangat besar terkait anjloknya harga komoditas sayur tersebut. \"Kami hanya membantu panen dan pengangkutan saja sudah merasakan beban yang berat. Apalagi ditambah petani yang masih harus menanggung kerugian yang tidak sedikit, bahkan bisa dibilang kerugian total,” ucapnya. Pihaknya juga melakukan peninjauan di beberapa ladang petani. Ketiga komoditas sayur tersebut hanya dibiarkan membusuk tanpa di panen. Sat Sabhara Polres sendiri membantu panen sayur petani, sekaligus pula memborong sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam. Satu truk dalmas yang biasanya digunakan mengangkut personel pengamanan unjuk rasa, kini dipenuhi sayuran seberat lebih dari 3 ton. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: