Selidiki Penumpukan Penumpang di Soeta

Selidiki Penumpukan Penumpang di Soeta

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah harus menyelidiki peristiwa penumpukan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) pada Kamis (14/5). Banyaknya calon penumpang itu dinilai tidak mematuhi protokol kesehatan pencegahan pandemi COVID-19. \"Pemerintah harus melakukan penyelidikan atas kejadian penumpukan penumpang tersebut. Karena meskipun maskapai sudah diizinkan untuk kembali beroperasi, namun tetap masih harus menerapkan protokol keamanan dan kesehatan COVID-19,\" tegas Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Jakarta, Jumat (15/5). Menurutnya, penumpukan antrean penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (14/5), menunjukkan tidak adanya sikap jaga jarak sosial di masa pandemi COVID-19. Bamsoet meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperbaiki manajemen dan mengevaluasi kebijakan relaksasi tersebut. Politisi Partai Golkar itu mengingatkan agar seluruh pihak moda transportasi seperti darat, laut, dan udara menerapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. \"Serta disiplin melakukan penerapan jaga jarak fisik dan memastikan kapasitas tempat duduk sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku,\" terangnya. Dia juga meminta pemerintah memastikan aspek keselamatan dan keamanan pada seluruh moda transportasi. Khususnya dalam hal ini penerbangan dan kesehatan seluruh petugas moda transportasi. \"Pemerintah perlu secara aktif menyosialisasikannya kepada masyarakat agar seluruh masyarakat dapat memahami aturan tersebut secara baik,\" pungkasnya. Menanggapi hal itu, Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga menyatakan PT Angkasa Pura II (Persero) akan menata ulang jadwal keberangkatan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Ini guna menghindari penumpukan penumpang seperti pada Kamis (14/5) lalu. “Seluruh stakeholder akan melakukan evaluasi untuk menata jadwal penerbangan supaya tidak ada yang berdekatan,” ujar Febri di Jakarta, Jumat (15/5). Dikatakannya, seluruh bandara PT Angkasa Pura II selalu beroperasi dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Perhubungan No. 18/2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. Sebelumnya, pada Kamis (14/5/2020), sempat terjadi antrean calon penumpang pesawat di posko pemeriksaan dokumen perjalanan di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 04.00 WIB, meski sekitar pukul 05.00 WIB sudah tidak terjadi lagi. Dikatakannya, personel Angkasa Pura II telah berupaya penuh mengatur antrean. Namun calon penumpang pesawat yang datang cukup banyak di Terminal 2 Gate 4. “Antrean di posko verifikasi dokumen terjadi mulai pukul 04.00 WIB, dengan calon penumpang memiliki tiket pesawat untuk penerbangan antara pukul 06.00-08.00 WIB. Di antara pukul tersebut terdapat 13 penerbangan dengan keberangkatan hampir bersamaan. Yaitu 11 penerbangan Lion Air Group dan 2 penerbangan Citilink,\" paparnya. Dalam masa pembatasan penerbangan ini, calon penumpang harus melakukan verifikasi kelengkapan dokumen sebagai syarat untuk bisa memproses check in. \"Verifikasi dokumen dilakukan oleh personel gabungan dari sejumlah instansi yang masuk dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ada di posko pemeriksaan,” jelas Febri. Dokumen yang diverifikasi sebagai syarat agar calon penumpang dapat check in antara lain tiket penerbangan, surat keterangan dinas, surat bebas COVID-19, dan dokumen lainnya. Hal senada disampaikan Direktur Utama AP I, Faik Fahmi menegaskan pihaknya akan mengatur slot penerbangan agar tidak berdekatan. Tujuannya guna mengantisipsai kepadatan penumpang di bandara-bandara selama masa pandemi COVID-19 ini. “AP I sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk memprediksi jumlah penumpang yang akan datang, mengatur slot penerbangan agar tidak berdekatan dan tidak menumpuk,” kata Faik di Jakarta, Jumat (15/5). Dia menjelaskan pengaturan tersebut dilakukan karena calon penumpang harus mengantre untuk verifikasi dokumen yang jumlahnya banyak sebagai syarat untuk bisa terbang. “Keasliannya itu harus dipastikan, bahwa itu valid butuh proses panjang,” imbuhnya. Salah satu contoh pengaturan slot terbang yakni dalam satu jam tidak ada dua hingga tiga penerbangan yang sama. “Dari sisi frekuensi penerbangannya, tidak ada dalam satu jam yang sama dua hingga tiga penerbangan yang sama. Ini agar tidak terjadi penumpukan dan mengurangi kemungkinan risiko tidak dilaksanakan social distancing,” terang Faik. Selain itu, lanjut Faik, sejumlah bandara juga disesuaikan jam operasinya yang biasanya 24 jam dibatasi karena adanya penurunan pergerakan pesawat. “Bandara tetap dioperasikan karena logistik masih berjalan. Kita menyesuaikan adanya downsizing bandara mulai dari pengoperasian yang tadinya 24 jam, dibatasi. Luasan operasinya juga dikurangi. Seperti misalnya yang awalnya di Terminal 1 dan 2, Terminal 1 ditutup,\" paparnya. Dia menjamin protokol kesehatan di bandara tetap terlaksana dengan penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu dan sebagainya.(rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: