Selisih Vaksin Dosis 1 dan 2 di Wonosobo Timpang, Ini Sebabnya

Selisih Vaksin Dosis 1 dan 2 di Wonosobo Timpang, Ini Sebabnya

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM- Pemkab Wonosobo akan mengejar selisih antara vaksin dosis satu dan dua. Pasalnya jaraknya terlampau timpang. Dosis satu sudah capai 78 persen, sementara vaksin dosis dua baru mencapai 48 persen. “Saat ini fokus kita genjot vaksinasi dosis kedua, sebab jaraknya terlalu timpang ya, sampai 30 persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan dr.Moh Riyatno, kemarin. Menurutnya, ketimpangan tersebut terjadi karena pemerintah pusat menerapkan kebijakan yang terlalu berdekatan rentang waktunya, pada akhir 2021 seluruh kabupaten kota, termasuk Wonosobo. “Di akhir tahun 2021 kita diminta maksimalkan dosis satu, dan kita berhasil mencapai 70 persen lebih. Pada awal tahun 2022 kita diminta untuk kejar dosis dua, akan tetapi pada saat yang bersamaan pemerintah mengeluarkan kebijakan agar menggelar vaksinasi untuk anak 6-11 tahun, tidak lama kemudian pemerintah pusat juga meminta vaksin booster untuk lansia,” katanya. Menyikapi hal tersebut, Pemkab Wonosobo mengikuti arah kebijakan dari pemerintah, yaitu tetap mengejar dosis kedua. Namun, juga melaksanakan pemberian vaksin untuk anak dan pencanangan booster untuk lansia. “Ya kita tentu saja mengikuti arahan dari pemerintah pusat, pemberian vaksin untuk anak kita lakukan. Sedangkan untuk booster lansia sudah kita canangkan di desa serang kejajar, belum lama ini,” terangnya. Dijelaskan upaya untuk mengejar dosis kedua dibutuhkan kerja ekstra para tenaga vaksinator dan tim medis. Maka pemerintah melakukan pengaturan ritme agar semua bisa dilayani, baik untuk vaksin dosis dua, vaksin anak-anak dan vaksin lansia. “Untuk booster dengan prioritas lansia, aplikasinya sudah bisa dibuka, maka kita akan mempersilahkan kepada masyarakat, utamanya di atas 60 tahun untuk mendapatkan vaksin booster, namun itu kita atur,” katanya. Pengaturan yang dilakukan lantaran pemberian dosis kedua, vaksin untuk anak-anak dan booster untuk lansia tergantung dari ketersediaan vaksin yang dimiliki oleh pemerintah daerah. “Jadi pemberian dosis kedua, vaksin 6-11 dan booster lansia saling terkait, sehingga kita atur betul, semua bisa berjalan,” ucapnya. Mantan dirut RSUD itu menjelaskan, dalam pemberian vaksin dosis tiga booster terdapat sejumlah aturan, sebab hanya ada tiga jenis vaksin yang bisa dijadikan booster yaitu astrazeneca, pfizer dan moderna. “Untuk pengguna sinovak, boosternya bisa memakai salah satu dari tiga jenis vaksin tersebut, hanya saja nanti dosisnya akan diatur,” terangnya. Riyatno mengaku akan menggenjot vaksin dosis dua dalam rangka memperkecil jarak atau ketimpangan antara dosis satu dan dosis dua hingga dua bulan kedepan, sehingga pelaksanaan vaksin ketiga booster bisa lebih maksimal. “Kita akan memperkecil jarak dosis satu dan dua selam dua bulan kedepan, supaya tidak terlampau timpang, sembari melayani vaksinasi untuk pelajar dan pemberian booster bagi lansia,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: