Seniman dan Budayawan Upacara Bendera di Sungai Bogowonto
PURWOREJO - Seratusan seniman dan budayawan Kabupaten Purworejo memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan RI dengan cara unik dan mengesankan. Mereka menggelar upacara pengibaran bendera di Bantaran Sungai Bogowonto yang berada di Dusun Kedungrong Kelurahan Pangenrejo Kecamatan Purworejo, Sabtu (17/8) pagi. Jiwa nasionalisme dan patriotik mereka tunjukan melalui pakaian khas sesuai disiplin seni masing-masing yang dipadu dengan ornamen merah putih. Ada pula yang mengenakan busana adat. Layaknya sebuah pertunjukan monumental, alur dan perlengkapan upacara pun digarap total. Di bawah terik matahari, upacara berlangsung khidmat dengan Inspektur Upacara, Angko Setiyarso Widodo, Ketua Dewan Kesenian Purworejo (DKP). Pengibaran bendera berlangsung dramatis diiringi dengan alunan biola yang menyuarakan lagu Indonesia Raya. Pembacaan naskah Proklamasi, Pancasila, Pembukaan UUD 45 dan doa pun dilakukan dengan gaya deklamasi yang apik. Dalam upacara tersebut, Angko hanya meneriakkan kata merdeka sebanyak tiga kali sebagai isi amanat yang singkat namun padat dan bermakna. Diharapkan, kedepannya seluruh bangsa Indonesia tetap dapat mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif demi kemajuan bangsa. Usai upacara, Angko menyebut bahwa upacara di Sungai Bogowonto tahun ini merupakan kali kedua yang diinisiasi DKP. Namun, kali ini melibatkan lebih banyak peserta. Tidak hanya dari kalangan seniman dan budayawan, melainkan juga sejumlah komunitas. Bogowonto dipilih menjadi tempat prosesi peringatan karena memiliki kaitan erat dengan perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia. \"Sungai Bogowonto ini memiliki sejarah besar untuk Indonesia. Sepanjang sungai Bogowonto dulunya merupakan tempat tempur Belanda dengan gerilyawan dan Pangeran Diponegoro,\" sebutnya. Menurut Angko, Kemerdekaan Indonesia melanjutkan, juga tidak terlepas dari perjuangan para seniman. Misal, pahlawan nasional WR Soepratman sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya atau komponis Ismail Marzuki yang menulis ratusan lagu bertema perjuangan. \"Merdeka, merdeka, merdeka! Walaupun amanat yang saya sampaikan singkat, namun merdeka di sini dalam artian harus bisa mandiri dengan karya yang kita miliki sendiri. Merdeka memiliki makna yang luar biasa yang jelas kita harus mengisi dan melakukan yang terbaik untuk bangsa,\" ungkapnya. Upacara ditutup dengan prosesi larung tumpengan kecil di sungai secara treatikal sebagai simbol rasa syukur kepada sang pencipta sekaligus penjagaan terhadap alam. Upacara yang juga ramai ditonton masyarakat sekitar itu diharapkan tidak hanya menjadi seremonial belaka, melainkan juga dapat meningkatkan rasa nasionalisme. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: