Siapkan 21 Kapsul Tangkal Corona
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 21 kapsul yang tersebar di 19 daerah sebagai bentuk antisipasi penanganan penularan virus Corona. Terkait pasien yang dirawat di beberapa daerah semua masih diperiksa jika sudah ada hasilnya akan dikemukakan apa adanya. Menkes Terawan Agus Putranto mengaku posisinya tersebar di beberapa daerah seperti Bandung, Cirebon, di RS Sutomo, Jambi, dan Manado. ”Kemenkes itu adalah akan men-support leading sector, leading sector itu bagaimana cara, Kemenkes akan menyiapkan semuanya sarana prasarana isolasi, rumah sakit dan sebagainya. Itu kewenangan Kementerian Kesehatan,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto di Jakarta, Selasa (28/1). Dua puluh satu kapsul evakuasi yang dimiliki itu ditempatkan di daerah-daerah untuk membawa dari tempat yang terduga menuju Rumah Sakit untuk dilakukan isolasi. Untuk perawatan di Rumah Sakit, Menkes menyebutkan adalah mengisolasi agar tidak menulari yang lain dan meningkatkan ketahanan tubuh dengan memberikan asupan baik. ”Nanti utu teknik dokter itu untuk meningkatkan kemampuannya. Ya kan, supaya dia menjadi sehat bisa melawan, imunitasnya bisa melawan virusnya, itu saja,” ujar Menkes. Saat ditanya mengenai penempatan 21 kapsul isolasi, Menkes menyebutkan bahwa lokasinya berada di pintu-pintu masuk terutama prioritas pada daerah-daerah yang punya kecenderungan tinggi untuk masuknya pendatang-pendatang dari Tiongkok. Menkes mengaku posisinya tersebar di beberapa daerah seperti Bandung, Cirebon, di RS Sutomo, Jambi, dan Manado. ”Di Cirebon itu berbeda lagi, di Sutomo juga ada, di Jambi ada. Ini tapi ini semua sudah staf-staf saya sudah mendatangi semua. Di Manado juga masih dirawat, nunggu satu-dua hari kalau hasilnya keluar maka diputuskan,” ujar Terawan seraya menyebut semua pasien diberlakukan SOP yang sama penanganannya. Terkait WNI yang ada di Wuhan, Menkes menyebut jumlahnya sebanyak 243 dan saat ini kondisinya masih sehat karena berada di daerah kontak. ”Artinya apa? Nomor satu imunitas tubuh kita yang harus dijaga. Kalau kita itu imunitasnya baik, maka virus itu kan lawannya hanya imunitas tubuh, bukan vaksinasi bukan apa, tapi imunitas tubuh,” tambah Menkes. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui pasien mengidap virus Corona, menurut Menkes, membutuhkan waktu tiga sampai empat hari pengecekan dan itu pun bergantung pada kualitas pengiriman lab yang diperiksa di Jakarta. ”Kalau pengiriman kualitasnya belum baik kita minta ulang. Kan itu kan butuh proses ya, supaya hasilnya itu akurat. Supaya kita tidak memberikan informasi yang salah, karena ini penting sekali menyangkut kebijakan selanjutnya,” ujarnya. Selain Jakarta, menurut Menkes, Kota Makassar kemarin telah dilihat untuk lokasi pengecekan hasil lab pasien yang diduga terkena virus Corona. Untuk masyarakat umum, Menkes menyarankan untuk tingkatkan imunitas tubuh dengan gerakan masyarakat hidup sehat. ”Makan cukup, istirahat cukup, ya tapi makan yang gizi berimbang lah, nek makan berlebihan juga ndak sehat, yakan? yang gizi yang seimbang. Kemudian dia juga harus minum cukup, istirahat juga cukup,” ujar Menkes. Ia juga menyarankan jangan ngelembur terus ya imunitasnya turun, olahraga secukupnya jangan berlebih-lebihan sampai capai, teler juga enggak baik. ”Jadi semuanya harus terukur, jaga imunitas kita untuk siap-siap melawan virus,” imbuhnya. Beberapa Rumah Sakit yang disiapkan Kemenkes di Jakarta, Menkes menyebutkan ada 3 RS di antaranya RS Sulianti Saroso, RSPAD, dan RS Persahabatan yang punya chamber ketahanan negatif, untuk ICU ketahanan negatif dan punya gedung-gedung untuk isolasi. Ia menambahkan ada satu gedung bisa mengisolasi lebih dari seratus sampai dua ratus orang. ”Ya, itu bisa kita lakukan, tergantung aja nanti kayak apa modelnya mau bertahap atau mau langsung itu enggak ada masalah. Yang paling penting kita Kementerian Kesehatan siap,” tegas Terawan. Mengenai penanganan WNI yang berada di Wuhan jika nanti tiba di Jakarta, Menkes menyampaikan semua akan dijalani, itu adalah sebuah SOP. ”Dan SOP nya sudah kita buat maka ada table top exercise bagaimana mencoba membaca, menganalisa apa yang harus dilakukan, nah tergantung contingency apa yang nanti. Wes toh, kita udah siap,” pungkasnya. Sementara itu Kota Bandarlampung kedua orang tua dari Labib Abrar Maradatua mahasiswa yang berkuliah di Lanzhou Jiaotong University Cina, meminta bantuan dari pemerintah agar proses kepulangan anaknya dipercepat. ”Saya harap pemerintah dapat bergerak cepat dalam memulangkan seluruh mahasiswa asal Indonesia di sana termasuk anak saya Labib,\" kata Bapak dari Mahasiswa asal Bandarlampung yang berkuliah di negara tersebut, Lisman Maradatua. Ia mengatakan, bahwa saat ini anaknya yang berusia 17 tahun bersama 17 orang lainnya sedang menuntut ilmu di Lanzhou Jiaotong University China tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke tanah air. Dia menyebutkan, sekitar pukul 10.00 WIB, anaknya itu memberikan kabar bahwa mereka telah berangkat meninggalkan kampusnya di China menuju Bandara di Thailand. Kepulangan Labib dan 17 temanya tersebut, kata dia, merupakan inisiatif dari mereka semua sebab merebaknya virus Corona di Cina namun hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk memulangkan mereka. ”Saya dan istri sangat cemas, sebab yang ditakutkan proses kepulangan mereka ini memakan waktu yang lama, maka kami minta pemerintah pusat dan Pemda agar bergerak cepat ikut membantu,\" ujarnya. Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang, Marjunet mengatakan bahwa sejauh ini Pemerintah Pusat masih terus berkoordinasi dengan Cina agar sesegera mungkin dapat memulangkan warganya yang ada di sana. ”Pusat saat ini sedang berkoordinasi dengan Pemerintah China karena ingin orang Indonesia di sana baik itu pelajar maupun tenaga kerja Indonesia (TKI) dipulangkan, namun hal itu harus memerlukan waktu,\" katanya. (rls/ful/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: