Simulasi PTM, Siswa SMKN 1 Terapkan Prokes Ketat

Simulasi PTM, Siswa SMKN 1 Terapkan Prokes Ketat

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- SMK Negeri 1 Purworejo lolos menjadi SMK di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Provinsi Jawa Tengah yang dipercaya untuk menjalankan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Selama 2 pekan ini, mulai tanggal 2-13 November 2020, simulasi PTM dilakukan dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat melibatkan 100 siswa dari berbagai kompetensi keahlian. Kepala SMKN 1 Purworejo, Dra Indriati Agung Rahayu MPd, menyebut simulasi PTM di sekolahnya telah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah setelah sebelumnya menjalani serangkaian seleksi bersama sejumlah sekolah. Dalam pelaksanaannya, SMKN 1 mendapatkan pengawalan langsung dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Purworejo. “Sebelumnya kami juga selalu berkoordinasi dengan Muspicam Banyuurip, Satgas Covid-19 Kelurahan, dan Komite. Jadi tahapannya memang sangat ketat sejak kami mulai presentasi di provinsi,” sebutnya, Jumat (13/11). Simulasi PTM difokuskan pada pembelajaran praktik di ruang atau bengkel praktik sekolah. Dari total sekitar 1203 siswa di SMKN 1, hanya 100 siswa yang memenuhi persyaratan yang dapat mengikuti PTM dengan pendampingan 22 orang guru produktif. “Jadi tidak ada PTM teori di kelas, semua kegiatan di bengkel praktik. Alokasi waktu hanya 3 jam pelajaran,” lanjutnya. Baca Juga Ratusan Pendaftar Serbu Loker BKK Purworejo Selama 2 pekan itu, protokol kesehatan diterapkan secara ketat dengan menjaga 3 M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Pengecekan suhu tubuh juga dilakukan rutin berkala, yakni saat siswa datang, pertengahan PTM, dan akhir PTM. “Kita juga membentuk Satgas Covid sekolah, salah satu tugasnya mengecek suhu. Satu rombongan belajar satu petugas,” jelasnya. Kemudian pada hari terakhir, sekolah mendatangkan tim medis dari Puskesmas Banyuurip untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau skrining terhadap seluruh siswa. Secara bergantian, para siswa mengisi angket, menjalani wawancara serta pemeriksaan kesehatan dasar. “Ini untuk mengetahui kondisi kesehatan siswa setelah 2 pekan menjalani simulasi PTM, kami ingin memastikan semua siswa sehat. Hasilnya menjadi bahan evaluasi,” katanya. Lebih lanjut Indriati mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi sementara serta angket yang sudah diberikan kepada siswa dan orang tua diketahui bahwa PTM lebih menyenangkan ketimbang belajar secara daring. Sebagian siswa siap melanjutkan PTM dengan menerapkan Prokes. “Setelah ini evaluasi, siswa libur lagi 2 pekan. Kemudian kami masih merencanakan untuk melakukan simulasi PTM teori, tentu juga melalui tahapan dan seleksi siswa yang ketat,” ungkapnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: