Siswa Dapat Bantuan Kuota Rp25 Ribu/Bulan

Siswa Dapat Bantuan Kuota Rp25 Ribu/Bulan

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Di masa pendemi covid-19, pembelajaran di sekolah masih menggunakan sistem online yang tentu membutuhkan kuota internet. Karenanya, guru dan siswa mendapat bantuan demi kelancaran kegiatan belajar mengajar tersebut. \"Pulsa diambilkan dari dana BOS. Jumlahnya tergantung situasi dan kemampuan sekolah, rata-rata perbulan Rp25.000,\" kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin, Minggu (23/8/2020). Diwawancarai terpisah, Guru SDN Banyurojo 1 Mertoyudan, Ferry Endrian, S.Pd mengatakan, guru dan siswa mendapatkan bantuan pulsa dari Dana BOS selama pandemi covid 19 ini. \"Berdasarkan Permendikbud Nomor 19 tahun 2020 Pasal 9A Dana BOS bisa digunakan untuk pembelian pulsa, paket data dan/atau layanan pendidikan berbayar bagi pendidik dan/atau peserta didik dalam rangka pelaksanaan pembelajaran dari rumah. Tentunya dalam hal ini juga disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing,\" ungkap Ferry. Baca Juga Akmil dan Akpol Bersinergi Cegah Covid-19, Sepakat Terapkan Protokol Kesehatan Taruna Sementara, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Magelang, Ariyanto ingin menyampaikan masukan ke Dinas Pendidikan. Dinyatakan program bantuan pulsa untuk guru dan siswa tersebut belum berjalan semestinya. \"Dua hari lalu saya masih menemukan di beberapa sekolah negeri. Salah satu pengajar saya tanya tentang biaya pengganti pulsa untuk daring. Beliau mengaku tidak tahu. Dalam pengakuannya beliau sudah mendengar kabar dari sesama guru di sekolah lain bahwa program itu sudah ada, tapi di sekolahnya belum terdengar. Tentu hal ini sangat ironis,\" ungkap Ariyanto. Terkait permasalahan tersebut, Ariyanto mewakili KNPI berpendapat, kebijakan pembatasan sekolah tatap muka memang masih relevan untuk saat ini demi menjaga dari kemungkinan penyebaran covid 19. Namun demikian daring memberikan dampak yang lumayan meresahkan bagi orang tua,karena sebagian besar masyarakat belum bisa mendampingi anak dalam belajar. Sementara itu siswa sendiri masih belum melihat kondisi ini sebagai sebuah keadaan memperihatinkan. Sehingga masih banyak yang mengabaikan maksimalisasi proses belajar mandiri. \"Kondisi seperti sekarang tidak hanya siswa atau orang tua yang mengeluh, bahkan pengajar juga mengeluh. Terlebih bagi siswa dan guru yang belum mendapat bantuan pulsa. Harapan KNPI ada sebuah pola pembelajaran yang efektif dan efisien dengan tolak ukur yang jelas serta pengawasan yang intens. “Sehingga proses pendidikan yang serba terbatas tetap berjalan tepat sasaran dan mendekati target yabg diinginkan, yaitu terwujudnya pelajar yang sarat kemampuan karakternya,\" papar Ariyanto.(cha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: