SMKN 3 Magelang Gelar Workshop Peningkatan Mutu Penilaian Berbasis HOTS
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - SMK Negeri 3 Magelang sebagai SMK Revitalisasi selalu melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Pentingnya Program Revitalisasi SMK didasarkan pada hal-hal di antaranya adalah adanya tantangan global akibat Revolusi Industri 4.0 di Abad XXI dan persaingan global yang makin berat. Pengelolaan penilaian di SMK Negeri 3 Magelang dilakukan pada nilai ulangan harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk mengukur hasi belajar peserta didik. Salah satu upaya peningkatan mutu penilaian yang dilakukan adalah mengadakan workshop peningkatan mutu penilaian berbasis HOTS (Higher-Order Thinking Skills) Kegiatan Workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Cabang Dinas Wilayah VIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sutego SPd ST MPd. Workshop diikuti oleh 24 orang peserta guru produktif dari lima kompetensi keahlian yaitu Multimedia, Perhotelan, Tata Boga, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, dan Tata Busana. Selama tiga hari para peserta semangat mengikuti workshop dengan mendatangkan narasumber dari Tim Direktorat PSM Drs Ramelan MSi. Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemampuan belajar, memantau hasil belajar dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Kepala SMK Negeri 3 Magelang Mila Yustiana SPd MMPar menyampaikan bahwa tujuan menyelenggarakan workshop peningkatan mutu penilaian berbasis HOTS adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan penilaian berbasis kompetensi, melakukan pembelajaran dan penilaian secara daring, dan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat instrumen penilaian uji kompetensi keahlian. “Jadi sasaran workshop ini memang untuk guru pengampu mata pelajaran produktif,” ujarnya. SMK Negeri 3 Magelang mulai memberlakukan penilaian dan pembelajaran berbasis HOTS dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk membuat soal-soal tes. Pertimbangan hal tersebut dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah, mampu mengaitkan pengetahuan yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari, dan mampu memberikan argument secara logis berdasarkan fakta dan data. Sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013 di Indonesia, pembelajaran di kelas yang mampu melatih siswa agar memiliki kemampuan sesuai abad 21. Drs Ramelan MSi sebagai narasumber memberikan banyak ilmu dan pendampingan dalam kegiatan workshop di antaranya adalah materi-materi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berbasis HOTS, Penyusunan instrumen penilaian berbasis HOTS. Para peserta secara aktif dan semangat mengerjakan latihan-latihan dalam pembuatan perangkat penilaian seperti membuat soal, kisi-kisi, kartu soal, RPP dengan dipandu oleh narasumber. Hasil kerja yang sudah dibuat dipaparkan presentasi dan diskusi. Drs Ramelan MSi menyampaikan HOTS (Higher-Order Thinking Skills) adalah Kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Ramelan menambahkan yang diharapkan dalam penerapan HOT adalah perubahan paradigma pembelajaran dengan pengintegrasian 4C, pendidikan karakter, literasi. Jika semula siswa hanya dapat mengingat, memahami dan menerapkan, maka dengan HOTS ini siswa akan lebih berpikir kritis dengan level kognitif yang lebih tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, mencipta. “Dampak pembelajaran dan penilaian berbasis Hots ketika kita mengajar dan menilai berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) secara regular, maka logikanya siswa kita akan meningkat kemampuan berpikirnya, yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan prestasi secara keseluruhan,” terang Ramlan. (rilis/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: