Soal Dropping Migor 15 Ton, Pemkot Magelang Belum Dapat Kabar Lagi

Soal Dropping Migor 15 Ton, Pemkot Magelang Belum Dapat Kabar Lagi

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM – Pemkot Magelang belum memberikan kejelasan soal rencana dropping 15 ton minyak goreng curah dari Pemprov Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional, saat ini minyak goreng curah dijual dengan banderol Rp22.333 per liter dan kemasan Rp25 ribu per liter. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang, Catur Budi Fajar Soemarmo mengatakan, sedianya jadwal pengiriman 15 ton minyak goreng curah akan tiba, Kamis (7/4). ”Tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan kabar atau informasi soal rencana itu,” katanya. Menurut Catur, alokasi 15 ton minyak goreng curah itu akan digunakan untuk operasi pasar. Sasaran utamanya terhadap pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kota Magelang. Berdasarkan data yang dimiliki Disperindag, terdapat 200 sampai 300 IKM yang jadi sasaran penerimaan operasi pasar minyak goreng. Setelah kebutuhan mereka terpenuhi, barulah operasi pasar menyasar para pedagang dan masyarakat. “IKM ini pakainya curah yang ada sekitar 200 sampai 300 IKM. Nanti kita petakan apakah mereka dapat 50 liter atau berapa,\" ujarnya. Adapun pelaksanaan operasi pasar bagi para IKM itu akan digelar secara terpisah dengan operasi yang menyasar masyarakat langsung. Hal ini dilakukan agar kegiatan bisa berlangsung dengan lebih lancar. ”Untuk OP nanti mungkin ada yang di kantor dan pasar. (Untuk IKM) Nanti akan kita bagikan di kantor saja biar tidak kumpul dengan masyarakat. Mereka betul-betul terdampak,” tuturnya. Sejumlah pelaku IKM di Kota Magelang pun mengeluhkan karena belakangan ini minyak goreng curah tak Cuma mahal, tapi juga semakin langka di pasaran. ”Baik yang jual dengan harga standar atau lebih murah, sekarang sudah sangat susah mencari minyak goreng curah,” kata salah satu perajin tahu bulat Kampung Trunan, Tidar Selatan, Danang Santoso. Dia terpaksa mencari minyak goreng di daerah lain. Namun, tidak selalu dirinya mendapatkan minyak goreng curah sesuai dengan kebutuhannya. ”Paling dapat separuh, atau kurang dari separuh. Padahal harganya sudah mahal. Terus terang kami bingung mau menaikkan harga takut tidak laku, mau berhenti usaha, kasihan karyawan yang bekerja di sini. Semuanya serba dilema,” terangnya. Dia berharap, pemerintah segera merespons keluhan para pelaku usaha kecil. Apalagi sekarang sudah memasuki bulan Ramadan sehingga kebutuhan karyawannya pun akan bertambah. ”Terus terang belum ada solusi. Sebentar lagi Lebaran, otomatis kami harus bayar THR kepada karyawan,\" katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: