Status Darurat Diperpanjang
TEMANGGUNG – Status darurat kekeringan sepertinya masih melekat di sejumlah wilayah di Kabupaten Temanggung. Pasalnya musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga bulan September mendatang. Bahkan jika hingga bulan tersebut belum turun hujan maka status darurat kekurangan air bersih akan diperpanjang. “Sejak bulan Mei lalu darurat kekurangan air bersih, dan bakal berakhir Agustus 2019. Namun demikian, jika kondisi masih kemarau dan belum ada tanda-tanda hujan maka status darurat akan diperpanjang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Gito Walngadi. Ia mengatakan berdasarkan informasi yang didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak kemarau 2019 diprediksi terjadi antara akhir Agustus sampai awal September. “Saat ini status kekeringan di Temanggung masih darurat. Status belum kami cabut sejak ditetapkan bulan Mei lalu,” katanya. Menurutnya, kondisi kekeringan saat ini semakin meluas menjadi 12 kecamatan, karena semakin banyak sumber air di lingkungan rumah penduduk kering. Bahkan, sejumlah wilayah yang jauh dari sumber air, terpaksa harus menunggu bantuan air bersih yang didistribusikan BPBD Temanggung yang menggandeng sejumlah lembaga, instansi maupun kelompok masyarakat dengan kepedulian. Ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar lebih hemat menggunakan air bersih. Selain itu pihaknya juga mengajak masyarakat semakin menggalakan penghijauan dan menjaga lingkungan, agar lingkungan yang ditinggali masyarakat tetap asri dan dapat menyimpan air. “Upaya ajakan agar masyarakat menggelorakan menanam tanaman, tentu kami juga lakukan, selain upaya droping air bersih,” katanya. Untuk upaya jangka panjang, pihaknya telah mengusulkan program pipanisasi untuk lima kecamatan terdampak kekeringan di wilayah Kabupaten Temanggung. Meskipun tahun ini merupakan usulan ketiga kalinya kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, pihaknya tetap berupaya agar program pipanisasi dapat terealisasi. \"Kami ajukan total sebesar Rp3,9 miliar,\" tuturnya. Sejak musim kemarau pihaknya langsung melakukan pengiriman bantuan berupa air bersih. Bantuan ini diberikan keda desa yang sudah mengajukan permohonan dan setelah dilakukan survei terlebih dahulu. “Kami siap mendistribusikan bantuan air, oleh karena itu warga yang sudah mengalami kekurangan air bersih sebaikanya segera mengajukan permohonan bantuan air bersih. Sebab jika tidak mengajukan permohonan bantuan tidak akan pernah sampai di masyarakat, terutama yang mengalami kekurangan air bersih,” katanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: